Friday, March 20, 2015

BEDAH LAGU: And You And I

JAKARTA - Suara dialog orang terdengar di awal lagu. Terdengar pula suara gitar akustik 12 senar dengan nada yang tengah di-tuning. Kemudian, harmonik gitar berdenting disusul dengan petikan nan syahdu.

Alunan ini merupakan cikal bakal sentral dari melodi gitar tersebut. Kemudian, kord simpel dimainkan dari nada D. Menarik dan berulang-ulang. Ketika tengah mencapai klimaks, suara lainnya terdengar. Ya, itulah suara Moog synthesizer.

And You And I--nama lagu tersebut--merupakan sebuah masterpiece dari band progressive rock, Yes. Lagu ini berada di album 'Close The Edge' yang merupakan salah satu album terbaik sepanjang masa yang pernah dirilis oleh Yes.

“Kita sedang dalam puncak dunia saat membuat album 'Close to the Edge'," kata vokalis sekaligus pencipta lagu Yes, Jon Anderson seperti dikutip dari situs resmi Yes, www.yesworld.com, belum lama ini.

Ya, hingga kini, vokalis bersuara 'malaikat' itu tetap mengakui bahwa periode tersebut merepresentasikan Yes saat berada dalam puncak karier mereka.

Dirilis pada 13 September 1972 di bawah label Atlantic Records, album ini membawa Yes ke era keemasannya. Betapa tidak, begitu dirilis, album ini bercokol di posisi 3 tangga lagu Amerika Serikat dan nomor 4 di Inggris. Album ini juga menerima sertifikat platinum karena terjual lebih dari 1 juta kopi.

Ada 3 lagu di album tersebut. Salah satunya adalah 'And You And I' yang terilhami dari pengalaman spiritual sang vokalis, Jon Anderson. Lalu, dua lagu lainnya adalah 'Siberian Khatru' dan 'Close to the Edge'.

Lagu 'And You And I' dibangun dengan empat pondasi, yakni empat bagian dalam satu lagu. Keempat bagian tersebut adalah 'Cord of Life', 'Eclipse', 'The Preacher the Teacher', dan bagian pamungkas lagu tersebut 'The Apocalypse'.

Jon Anderson mengatakan lagu 'And You And I' memiliki banyak interpretasi. Kata 'You' dalam lagu tersebut bisa jadi merupakan Tuhan, bisa jadi pula itu adalah manusia. Untuk itu, Jon Anderson menyerahkan intrepretasi itu kepada pendengeran.

"Mungkin itu ditujukan untuk Tuhan. Atau, itu bisa jadi kita sendiri. Para penonton dan saya, yang tengah menjadi kenyataan sesungguhnya dari sebuah keindahan hidup. Kita menggapai pelangi untuk bisa memahami sesuatu. Kamu dan saya berupaya memanjat untuk lebih dekat kepada langit," ujar Anderson.

“And You And I ditulis dengan lima bagian yang berbeda. Lalu, kita menyatukannya. Kali pertama, ide itu langsung muncul. Ini akan menjadi sebuah lagu folk indah yang saya tulis bersama gitaris, Steve Howe. Namun, kita putuskan lagu ini menjadi sebuah tema yang sangat besar," tutur Jon Anderson.

Cord of Life

Bagian pertama dalam lagu tersebut adalah 'Cord of Life'. Dialog sang gitaris, Steve Howe, mengawali bagian ini. Kemudian, Howe menyetem gitar akustik 12 senarnya seraya memulai mendentingkan melodi harmonik. Lalu, memetik gitarnya mengawali lagu tersebut.

Ketika Steve Howe mulai memainkan kord, sang kibordis Rick Wakeman menyambutnya dengan instrumen Moog synthesizer. Ini merupakan instrumen andalan Wakemen, kendati alat ini dipopulerkan kali pertama oleh kibordis futuristik, Keith Emerson dari band Emerson Lake & Palmer.

Berbarengan dengan suara Moog ala Wakeman, sang bassist Chris Squire memetik instrumennya berbarengan dengan ketukan yang digagas sang drummer, Bill Bruford. Lalu, pada menit 1.40, vokal Jon Anderson membahana memulai lirik 'A man conceived a moment's answer to the dream'.

Ada perubahan di menit 2.50. Pembagian suara dimulai. Ya inilah yang menjadi trademark dari Yes, berbeda dari grup progressive rock lainnya. Anderson menyenandungkan lirik inti dengan melodi yang tinggi. Lalu, Howe dan Squire bersahut-sahutan menyanyi dengan lirik yang berbeda.

Eclipse

Memasuki bagian kedua, 'Eclipse', Yes pun memperlambat tempo. Bagian ini dipimpin oleh permainan Melotron dan Moog yang epik dari sang maestro, Wakeman. Temanya masih sama dengan 'Cord of Life'. Hanya saja kali ini hanya dimainkan dengan instrumen Wakeman.

Di bagian ini, Anda seperti dibawa ke dunia lain. Mengawang-awang dan serba biru. Jika melihat dunia khayalan ciptaan pelukis Roger Dean yang ada di sampul album 'Close to the Edge', ke sana lah Anda akan berpelesir secara imajinatif.

Ya, dunia yang penuh dengan mahluk ganjil. Seperti dunia kita, namun dengan nuansa yang penuh dengan lekuk simetris. Betapa tidak, ilustrasi itu menyuguhkan pegunungan yang melayang dengan laut bertepikan langit.

Jangan lupakan pula permainan Steve Howe di bagian ini. Gitaris yang juga memperkuat band 'Asia' ini memamerkan kehandalannya memainkan pedal steel guitar bermerek Fender. Alunan pedal steel guitar ini berpadu dengan instrumen Wakeman.

Lalu, Jon Anderson kembali menyanyikan lirik dari stanza pertama 'The Cord of Life'. Namun, kali ini dinyanyikan dengan nada yang rada berbeda. Masih terdengar epik, namun nuansanya cukup sedih.

The Preacher, The Teacher

Melodi dan lirik pada bagian ini setali tiga uang dengan 'The Cord of Life'. Tentunya, mereka memainkan dengan sejumlah variasi. Yang membedakan adalah bagian 'The Preacher, The Teacher' memainkan permainan cepat synthesizer dari Rick Wakeman selama lagu tersebut.

Stanza terakhir dari bagian ini lagi-lagi mengandung lirik dari 'The Cord of Life'. Tapi, lirik ini dinyanyikan dengan nuansa yang berbeda. Seksi ini berakhir dengan nuansa orkestra yang dihasilkan dari perkawinan suara Mellotron dan Moog yang dimainkan Rick Wakeman.

Di bagian ini, Bill Bruford mulai menunjukkan ketukan khasnya. Ganjil dan tak terprediksi. Berbeda dengan bagian sebelumnya. Di sini, Bruford lebih banyak mengeksplorasi permainan drumnya mengiringi para punggawa Yes lainnya.

Apocalypse

Ini merupakan bagian pamungkas dari keseluruhan lagu 'And You And I'. Selain itu, ini juga merupakan bagian terpendek dalam lagu tersebut. Hanya berdurasi 40 detik. Di bagian ini, suara gitar Howe mengambil alih tampuk kekuasaan. Mendominasi sepanjang bagian.

Lirik di bagian ini pun juga 'mencuri' dari 'Cord of Life'. Namun, yang membedakan, lirik ini dinyanyikan dari kord B. Dan, ketukannya pun lebih cepat. Irama ini terus bertalu hingga lagu ini berlalu.

“Saya ingat ketika kami memainkan 'And You And I' di Philadelphia untuk kali pertama. Seluruh ruangan begitu hidup dengan musik yang kami mainkan. Itu sangat luar biasa. Dan, saat kami selesai, para penonton bersorak dan bertepuk tangan selama 15 menit. Wow!" ujar Jon Anderson.

Menurut Anderson, itulah yang dirinya pikirkan saat mengingat momen terakhir 'And You And I'. "Itu adalah salah satu momen dalam hidupmu yang tidak akan pernah kamu lupakan selamanya," tutup Jon Anderson.

Sepenggelar lirik 'And You And I' menutup lagu tersebut:

And you and I climb, crossing the shapes of the morning.
And you and I reach over the sun for the river.
And you and I climb, clearer, towards the movement.
And you and I called over valleys of endless seas.

Monday, March 2, 2015

Senjaku, Fajarku...









Hai kamu...

Yang berada di sampingku selalu  
Yang mengandung anakku
Yang bersanding di kasurku
Yang memadu kasih hingga tua bersamaku

Suatu ketika, usia kita pasti kan senja
Namun, cintaku kan selalu terbit bak fajar

Aku sayang kamu, wahai istriku...

ras/03022015

Culinary Festival Welcomes Cap Go Meh in Pontianak



PONTIANAK - Culinary Festival to liven up the Cap Go Meh Chinese New Year and in Pontianak, West Kalimantan, starting from Saturday (2/28/2015) until Thursday (3/5/2015). It followed by 50 participants. In addition, a Dragon Dance Festival was held last week that was followed by 13 participants from several foundations in Pontianak.

Agus Kurniawan, the WB Lion Dance Festival, said that, each feast Cap Go Meh Chinese New Year and in West Kalimantan is identical with the City of Singkawang. The festival event is expected to tourists who will into the City of Singkawang transit ahead of time in the City Pontianak to watch this event.

"This event is also to preserve national culture, especially Chinese culture. This time, the number of players and the next generations lion dance more decreases. With this event is expected to have a strong desire, preserving this," Agus said.

Sugioto, the Head of the Committee Cap Go Meh Chinese New Year and in Pontianak, mentioned, Culinary Festival not only followed the community of ethnic Chinese, but also from other ethnic Malays in West Kalimantan, for example, Central Java, and the Dayak.

"There are various kind of foods. We want all the people in the Pontianak to participate," said Sugioto.

With the event is also expected to have positive impact on a community in the City Pontianak. Culinary Festival participants are expected to make money of the event that was held. "This is a chance for business executors, small and medium enterprises especially, in order to promote business," explained Sugioto.

In line on observation on Sunday morning, the Festival Culinary was held in Jalan Diponegoro. Road was closed during this event. On Sunday morning, location of the event many visited by people.

Ari Susanto, one of the visitors, said, Culinary Festival is an event they loved every year, because he could feel different taste food almost every ethnic groups in West Kalimantan. "I brought my family vacation together," he said.

Rahayu Andini, other visitors, said, the event was interesting. However, the location Fast enough. Jostle for Visitors to taste dishes.(KOMPAS.com)