Monday, January 28, 2019

Ahmad Band, Magnum Opus Perlawanan Ahmad Dhani

"Yang muda mabuk, yang tua korup. Yang muda mabuk, yang tua korup. Korup terus, mabuk terus. Jayalah negeri ini, jayalah negeri ini. Merdeka!"

Nukilan lirik lagu Distorsi dari Ahmad Band itu terus terngiang di benak saya setelah jatuh vonis untuk sang pentolan, Ahmad Dhani.

Ya, seperti diketahui, musikus Ahmad Dhani dihukum 1,5 tahun bui karena cuitan ujaran kebencian terkait SARA di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (28/1/2019).

Perlawanan Dhani merupakan sebuah keniscayaan. Ya, bukan kali ini saja, Ahmad Dhani berkoar-koar teriak kepada penguasa. Ini membuat saya kembali bernostalgia ke medio 1998.

Di masa itu, ketika darah reformasi bergejolak di penjuru negeri, pentolan Dewa 19 tersebut melawan dengan cara lain. Dia berteriak lantang melalui panji Ahmad Band.

Ahmad Band merupakan alter ego alias proyek sampingan dari Ahmad Dhani di luar Dewa 19. Siapa nyana, justru Ahmad Band yang hanya memiliki satu album: Ideologi Sikap Otak digadang-gadang merupakan puncak kejeniusan dari seorang Ahmad Dhani.

Dengan lantang, Ahmad Dhani maju sebagai vokalis. Suaranya memang tidak setrengginas Ari Lasso di Dewa 19, tapi cukup lantang ketika meneriakkan lirik-lirik berbau protes ke penguasa.

Kala itu, Ahmad Band merupakan salah satu super grup di era 1990-an. Betapa tidak, para personelnya merupakan comotan dari grup-grup yang tengah naik daun di era itu.

Ahmad Dhani (vokalis, kibordis) dan Andra Ramadhan (gitaris), seperti kita ketahui, merupakan dua pentolan dari band Dewa 19. Ada pula Bimo (drummer) yang merupakan penggebuk drum dari grup Netral (yang kala itu beraliran grunge-punk).

Lalu ada juga Pay (gitaris) dan Bongky (bassis). Dua nama ini merupakan personel yang dikeluarkan dari Slank dan memiliki musikalitas gemilang.

Perlawanan Dhani

Ahmad Band dan Dewa 19 bagaikan dua sisi mata uang. Alirannya berbeda, lebih kental unsur rock grunge. Sementara Dewa 19 lebih beraliran pop-rock.

Dari lirik-liriknya, Ahmad Dhani seolah meletupkan protesnya terhadap pemerintah. Bisa dibilang, Ahmad Band merupakan medium bagi Ahmad Dhani untuk meluapkan idelismenya yang selama ini terbelenggu di Dewa 19.

Lagu-lagu di album Ahmad Band didominasi oleh suara gitar elektrik dengan distorsi dan bass. Beda dengan di Dewa 19 yang masih terdengar suara keyboard yang cukup kental.

Salah satunya jeritan perlawanan Ahmad Dhani termaktub dalam lirik lagu Distorsi, nomor pertama di album Ideologi Sikap Otak.

Dengan bahasa yang vulgar dan menohok, Ahmad Dhani mengkritisi penguasa saat itu yang ingkar janji. Janjinya sih memberantas kemiskinan, tapi ternyata menguras uang rakyat.

"Maunya selalu memberantas kemiskinan. Tapi ada yang selalu kuras uang Rakyat. Ada yang sok aksi buka mulut protas protes. Tapi sayang mulutnya selalu beraroma alkohol."

Ahmad Dhani juga menyindir secara sarkastis terhadap penguasa yang korupsi. Ditohok pula orang yang mencoba sadarkan penguasa, tapi setali tiga uang dengan yang disadarkan.

"Maunya selalu menegakkan keadilan tapi masih saja ada sisa hukum rimba. Ada yang coba-coba sadarkan penguasa, tapi sayang yang coba sadarkan, sadar aja nggak pernah."

Dia terus menyindir dengan meneriakkan: 'Jayalah negeri ini, jayalah negeri ini. Merdeka!' Lantangnya Dhani ketika menyanyikan lagu ini.

Salah satu lagu yang menurut saya sangat lantang dan vulgar merupakan track pamungkas di album ini: Ode buat Extrimist.

Dengan distorsi gitar dan pukulan drum yang garang, lagu ini dikomposisi sangat apik oleh Ahmad Dhani. Apalagi ditambah dengan partisipasi Bagus Netral yang menyumbangkan vokal garangnya.

Dalam lagu ini, tampak Ahmad Dhani ingin menyindir demonstran-demonstran yang menggelar aksi massa namun tak mengerti yang diteriakkan. Singkat kata demonstran bayaran.

Dengan vulgar, Ahmad Dhani menyebut mereka sebagai 'Arak-arakan, pawai idiot dengan baju warna-warna'. Dhani mengingatkan bahwa mereka bukan boneka yang ditipu boneka.

"Itu namanya kriminalitas. Bukan politik bukan taktik. Akhirnya jadi bahan lelucon yang tak lucu dan tak cerdik."

Nukilan lirik ini dinyanyikan secara repetitif di lagu tersebut. Seolah meramalkan nasib Ahmad Dhani yang kini terjun ke dunia politik.

Pun lagu protes yang cukup menohok di album Ideologi Sikap Otak merupakan track 'Impotent'.

Dengan mengutip sedikit sample drum dari 'Song 2' milik Blur, lagu ini bertempo cepat. Sama seperti lagu lain, distorsi gitar masih mendominasi.

Di Lagu ini, Ahmad Dhani tidak seperti menyanyi, melainkan berorasi. Ya, banyak orasi yang dilantangkan Ahmad Dhani di album ini.

Ahmad Dhani di lagu ini meneriakkan belenggu yang dipasangkan oleh penguasa. Alhasil, publik pun hidup dengan rasa takut.

"Apa arti damai, bila takut terkubur. Apa arti damai, bila semuanya membisu"

Lewat lagu ini, Ahmad Dhani mengimbau publik untuk membebaskan imajinasi serta melepaskan ketakutan yang membelenggu.

"Bebaskan imajinasimu, cermatilah suasananya, resap isinya penetrasi, singkirkan semua kebodohan."

Bukan tanpa lagu cinta

Cinta, cinta dan cinta. Lagu cinta memang merupakan santapan dari Ahmad Dhani. Lirik-lirik yang lugas dan bisa meluluhkan hati wanita, Dhani memang piawainya.

Lagu cinta di album ini bagaikan oase di padang tandus. Bagaikan pemanis di tengah kegarangan-kegarangan track demi track di Ideologi Sikap Otak.

Uniknya, lagu-lagu cinta di album ini diakui sebagai masterpiece Ahmad Dhani di luar Dewa 19. Sebut saja, Aku Cinta Kau dan Dia dan Sudah.

Aku Cinta Kau dan Dia berulang kali diaransemen oleh Ahmad Dhani, dan diakui sebagai salah satu lagu cinta terbaik yang pernah diciptakan Ahmad Dhani.

Liriknya menohok untuk orang yang mencintai dua perempuan atau laki-laki sekaligus. Hmmm... ini seperti meramalkan nasib Ahmad Dhani yang mencintai mantan istrinya, Maia Estianty dan juga istrinya kini, Mulan Jameela.

"Hancur hatiku mengenang dikau, menjadi keping keping setelah kau pergi, tinggalkan kasih sayang yang pernah singgah antara kita."

"Sekali lagi maafkanlah, karena aku cinta kau dan dia. Maafkanlah ku tak bisa, tinggalkan dirinya."

Ada pula lagu Sudah yang bikin baper. Betapa tidak, dalam lagu itu, ada gambaran sosok pasangan kekasih yang masih saling memuji meski cintanya sudah kandas.

Lagu ini kian bikin baper karena ada suara mantan istri Ahmad Dhani, Maia Estianty. Tentunya, lagu ini menjadi kenangan manis untuk Dhani dan Maia pula.

Lagu ini seolah menjadi ramalan kandasnya kisah cinta Maia Estianty dan Ahmad Dhani. Simak saja lirik-liriknya:

"Tak satupun yang ku sesali, malahan semua hiasi hidup. Mungkin setitik perih yang ada, mendewasakan aku dan kamu."

Namun umur Ahmad Band hanya seumur jagung. Band 'gila' itu bubar di tahun 2000. Di tahun itu pula, Dewa 19 kembali dari hiatus dengan menanggalkan angka 19 di belakang namanya.

Desain album

Dari sisi desain cover album pun, album Ahmad Band, Ideologi Sikap Otak, pun tak kalah garang. Di cover depan, Ahmad Dhani berpose dan berpakaian seperti Presiden Pertama RI Soekarno, sosok yang memang diidolakannya.

Dia mengenakan peci berwarna hitam lengkap dengan kemeja safari. Di bagian dada kanan, terlihat name tag bertuliskan namanya, Ahmad Dhani.

Di bagian dalam cover album, terlihat aksi Ahmad Dhani ketika tengah orasi di depan publik. Ada pula Ahmad Dhani yang masih memakai pakaian ala Soekarno berpose dengan anggota-anggota bandnya.

Sunday, August 26, 2018

Ahmad Dhani yang Musisi atau Ahmad Dhani yang Politisi?

'Kangen', 'Kamulah Satu-satunya', 'Restoe Boemi' hingga 'Cukup Siti Nurbaya'. Deretan lagu milik band Dewa 19 itu tentunya karib di telinga publik generasi 90-an.

Di dekade tersebut, Dewa 19 memang mengalami kejayaan. Lagu-lagunya seolah menyuarakan jeritan hati anak muda di masa itu. Ada cinta, ada katarsis di dalamnya.

Lagu 'Kangen', misalnya. Siapa yang tidak terlena mendengar petikan gitar di awal lagu itu. Lirik cintanya memang menye-menye. Tapi, nuansa rock membuat lagu itu mengisi adrenalin di relung hati para pejantan.

Dengar saja reff lagunya yang menunjukkan ketidakberdayaan seorang laki-laki kala mencintai seorang wanita. Pria di lagu itu rindu, kangen ingin bertemu sang pujaan.

''Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya, menahan rasa ingin jumpa. Percayalah padaku akupun rindu kamu. Ku akan pulang, melepas semua kerinduan, yang terpendam,'' demikian penggalan lirik 'Kangen' yang termaktub dalam album pertama Dewa 19. Lagu tersebut seolah menjadi milestone bagi musik band tersebut.

Dari lirik itu, kita disajikan sebuah katarsis. Pelepasan emosi bagi pria-pria yang merindukan wanita pujaannya. Nuansa cinta itu dibalut dengan musik rock. Dengar saja raungan gitar Andra di tengah lagu tersebut. Melodi gitarnya seolah memutus rantai kontemplasi pria yang merindu.

Nah, di balik lagu tersebut, ada sosok jenius bernama Ahmad Dhani. Pria kelahiran Surabaya 26 Mei 1972 itu merupakan frontman sekaligus pemain kibor dari Dewa 19. Bukan cuma itu, Ahmad Dhani pun mencipta hampir seluruh lagu-lagu hits Dewa 19.

Musikalitas yang jauh melebihi batas, namun diiringi arogansi yang cukup bikin publik geleng-geleng. Mungkin seperti itulah persepsi publik. Ucapannya kadang bikin publik mengurut dada.

Soal arogansi, Dhani pun tidak menampik sifat itu ada dalam dirinya. Bahkan, dia mengatakan sifat arogannya merupakan turunan. Bawaan DNA, katanya.

Dhani, dalam sebuah wawancara pada 9 April 2008 silam, menggelontorkan perumpamaan bahwa ciri bangsa besar yakni banyak manusia arogannya.

"Menurut saya Soekarno lebih arogan, Mohammad Ali juga lebih arogan. Mungkin aku urutan ke-100 sekian dari mereka. Dan itu adalah turunan, DNA. Dan julukan semacam itu sama sekali tidak mengganggu. Itu (arogan) hanya bawaan aja, tidak bisa direncanakan dan dihindari. Seorang yang pemarah, sabar, poligami itu adalah turunan. Justru ciri khas bangsa yang besar adalah banyak manusia arogannya," ujar Dhani dalam sebuah wawancara.

Tidak bisa dipungkiri, Dhani memang jenius. Bak Midas, apapun yang disentuhnya menjadi sebuah karya menakjubkan. Bukan cuma di Dewa 19, Ahmad Dhani pun berperan dalam mengorbitkan sejumlah musisi ke gerbang kesuksesan.

Mereka yang 'berutang' pada Ahmad Dhani dan pernah merasakan tangan dingin pendiri Republik Cinta Management itu yakni Reza Artamevia, Pinkan Mambo, Mulan Jameela, hingga Tata Janeeta.

Nama Ahmad Dhani pun tak lepas dari jeratan kontroversi. Pada April 2005, dia sempat berseteru dengan organisasi kemasyarakatan Front Pembela Islam. Ketika itu, simbol di album Dewa menjadi soal.

Soal itu berujung laporan polisi yang dilayangkan pihak FPI pada 25 April 2005. FPI menilai sampul album Laskar Cinta milik Dewa 19 dinilai bermuatan kaligrafi berbunyi 'Allah'. Simbol itu, menurut FPI, tidak pantas dicantumkan pada album Dewa.

Namun, perseteruan itu hanya sebentar. FPI dan Dewa menyudahinya. Dewa akhirnya merevisi simbol itu dan mencetak ulang sampul album Laskar Cinta.

Belakangan ini, kita kerap melihat Ahmad Dhani bukan lagi sebagai musisi, melainkan politisi. Dia serius. Terlihat dari pencalonannya sebagai anggota legislatif oleh Partai Gerindra pada 2019 nanti untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur I yang meliputi wilayah Surabaya dan Sidoarjo.

Benih-benih ketertarikan Ahmad Dhani di dunia politik sejatinya sudah ada sejak tahun 1998 silam. Ketika itu, reformasi berkobar. Ahmad Dhani, melalui grupnya Ahmad Band, menyuarakan kebenciannya pada rezim yang saat itu dipimpin Presiden ke-2 RI Soeharto.

Satu-satunya album band tersebut, yakni Ideologi Sikap Otak dirilis tepat pada 1998. Isi album tersebut bukan cuma cinta. Tapi, juga jeritan Ahmad Dhani yang menentang penguasa.

Simak saja lagunya yang berjudul 'Distorsi'. Lirik-liriknya keras. Dengan raungan gitar distorsi, lagu itu sarat sindiran terhadap praktik korupsi kolusi dan nepotisme yang menjangkiti pemerintah saat itu.

''Setiap hari mabuk. Ngoceh soal politik. Setiap hari korup. Ngoceh soal krisis ekonomi,'' demikian nukilan dari lirik lagu tersebut.

Ketika Joko Widodo menjabat sebagai presiden, Ahmad Dhani seolah menempatkan dirinya di sisi oposisi. Sindiran demi sindiran. Komentar pedas dilayangkan Ahmad Dhani di masa pemerintahan Jokowi.

Sempat, Ahmad Dhani berkicau berjanji akan memotong kemaluan jika Jokowi menang atas Prabowo Subianto. Kicauan itu dilontarkan melalui akun jejaring sosial Twitter miliknya di tengah hingar bingar pemilihan presiden 2014.

''Saya akan potong kemaluan saya kalau Jokowi menang dari Prabowo Subianto!! Itu sumpah saya!!'' demikian bunyi kicauan Ahmad Dhani melalui akun Twitter miliknya pada 23 Juni 2014.

Namun, Ahmad Dhani membantahnya. ''Nggak ada kayak gitu-gitu. Kemaluan saya sangat saya cintai. Ngapain saya nazar-nazarin,'' kata Ahmad Dhani di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari Suara.com, Senin (21/7/2014).

Dhani berdalih kicauannya dicapture seseorang tak bertanggungjawab kemudian diedit dengan program photoshop. ''Sahabat saya aja percaya itu saya yang nulis. Hampir tiap ketemu itu mulu yang dibahas,'' Dhani dengan mimik wajah yang kesal.

Sejumlah media yang pernah memuat berita itu pun dilaporkan Dhani ke Dewan Pers. Setidaknya dia itu mengaku melaporkan 17 situs online yang terdiri dari forum dan portal berita.

Menjelang Pemilihan Presiden 2019, Ahmad Dhani seolah menjadi martir. Bersama mantan penyanyi Neno Warisman, dia menyerukan gerakan #2019GantiPresiden.

Di Surabaya, Minggu (26/8/2018), Ahmad Dhani dikepung. Saat itu dia berada di hotel hendak menuju lokasi deklarasi gerakan #2019GantiPresiden. Namun, keberangkatan tertahan lantaran ada sejumlah orang berdemonstrasi di depan hotel tempatnya menginap.

Nah, ketika digedor, Ahmad Dhani pun sempat mengunggah rekaman video. Video itu diunggah ke akun jejaring sosial Instagram miliknya.

Dalam videonya, Ahmad Dhani merasa bingung, karena didemonstrasi padahal hanya musisi, bukan penguasa.

Di video tersebut, Ahmad Dhani santai duduk di lobi hotel bersama beberapa rekannya. Di situ, suami penyanyi Mulan jameela ini menceritakan situasi dirinya yang tak bisa keluar hotel karena dihadang ratusan pengunjuk rasa.

''Hari ini saya dihadang, nggak bisa keluar hotel. Ditahan polisi saya, didemo oleh seratus orang. Aneh juga ya, biasanya yang didemo itu kan presiden, menteri, kapolri. Ini musisi di demo. Sudah gitu musisi yang nggak punya backing polisi, nggak punya backing tentara,'' tutur Ahmad Dhani dengan santai.

''Kita ini kan oposisi, aneh ya. Ini yang mendemo yang membela penguasa, lucu. Ini idiot-idiot, mendemo orang yang tidak berkuasa,'' lanjutnya.

Di ujung rekaman video, Ahmad Dhani menyampaikan permintaan maaf kepada rekan-rekannya karena urung mengikuti deklarasi gerakan 2019 Ganti Presiden di Surabaya.

''Jadi saya ini nggak bisa keluar. Mohon maaf kepada teman-teman yang deklarasi saya nggak bisa keluar dihadang sama polisi. Polisinya membiarkan dua jam. Dua jam demonya dibiarin saya nggak bisa keluar.''

''Saya kan takut, kalao saya keluar saya marah saya habisi semua kan repot.Jadi saya ngalah saja. Ngalah nunggu di sini. Jadi maaf kepada teman-teman yang lagi nunggu di deklarasi,'' tutup Ahmad Dhani.

Segala kontroversi dan sepak terjang di dunia politik Ahmad Dhani sejatinya membuat publik semakin rindu. Ya, rindu dengan sosok Dhani sebagai seorang musisi, bukan sebagai politisi.

Kerinduan ini seolah membuncah dan terlontar dari publik yang menyaksikan pagelaran Prambanan Jazz 2018, tempat Dewa 19 dan Ahmad Dhani menggelar reuni hingga memuaskan dahaga para Baladewa--sebutan bagi penggemar Dewa 19.

Seperti dikutip dari Guideku.com, lagu demi lagu yang dibawakan Dewa 19 disambut antusias penonton. Mereka membentuk koor. Seolah penonton terlempar ke masa kejayaan Dewa 19.

Dan, koor massal tak terkendali ketika 'Kangen' berkumandang di langit Prambanan. Seolah, koor ini menjadi ajakan untuk Ahmad Dhani agar kembali menjadi legenda di dunia musik. Tidak terpengaruh oleh hingar bingar politik.

Jeritan hati para Baladewa ini juga termaktub dalam channel Youtube Aquarius Musikindo--label Dewa 19 dan Ahmad Band saat itu--ketika mengunggah video lirik lagu 'Sudah', sebuah nomor cinta dari Ahmad Band.

Akim Maulana, misalnya. Dia mengakui kejeniusan Ahmad Dhani. Terlepas dari segala kontroversi, tak dapat dipungkiri Ahmad Dhani merupakan musisi cerdas.

''Inilah Dhani, di luar semua kontroversinya, dia adalah musisi cerdas. Hampir semua lagunya hits. Zaman 97-98 mana ada musisi yang bikin lagu kayak gini,'' ujar Akim Maulana.

Pun demikian komentar menohok dari Gige Gie, ''Setop kegilaanmu Dhan. Berkaryalah seperti dulu lagi.''

Thursday, February 18, 2016

Dari Indra Bekti hingga Saipul Jamil...


ISU LGBT tengah mengharubiru di Indonesia, tak terkecuali di dunia hiburan.

Apalagi, belakangan ini, tengah marak kasus dugaan pencabulan yang menjerat sejumlah pelaku di dunia hiburan dan cukup membuat publik terhenyak.

Terakhir, kabar mengejutkan dan tidak mengenakkan datang dari pesohor sekaligus pedangdut Saipul Jamil.

Pedangdut yang karib disapa Ipul itu ditangkap lantaran dituding melakukan tindakan pencabulan terhadap remaja pria berinisial DS.

Juri acara dangdut di salah satu stasiun televisi itu dicokok polisi di kediamannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (18/2/2016) pagi.

Ketika diamankan, mantan suami pedangdut Dewi Perssik tersebut setelah menunaikan salat subuh.

Menurut Kepala Kepolisian Sektor Kelapa Gading, Kompol Ari Cahya, SJ sangat kooperatif saat ditangkap di rumahnya dan tidak ada perlawanan.

"Setelah salat subuh, kami ke rumahnya melakukan penangkapan. Tidak ada pemaksaan dan perlawanan. Semua lancar dan baik," ujarnya di Kantor Polsek Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (18/2/2016).

Kronologi dan iming-iming Rp50 ribu

Kapolsek Kelapa Gading Kompol Ari Chahya Nugroho menjelaskan awal perkenalan Saipul dengan DS.

Menurut Ari, tersangka dan korban berkenalan di sebuah acara stasiun televisi swasta pada 31 Januari 2016.

"Pada saat itu SJ menanyakan ke DS tinggal di mana. Pas DS bilang di daerah Jakarta Utara kata SJ, 'Oh sama nih, mau diantar (pulang) enggak?'. Akhirnya DS mau diantar dan pas turun, sampai rumah dikasih uang Rp 50 ribu," ucap Ari.

Pada pertemuan pertama tersebut DS didampingi oleh temannya.

Lain dengan pertemuan kedua, Saipul dan DS berjumpa tanpa sengaja.

Saat itu saipul meminta kepada DS untuk berkunjung ke rumahnya.

"SJ meminta DS untuk membantunya hingga larut malam. DS kemudian diminta bantuan untuk pijat," katanya.

Bermula dari meminta tolong itulah Saipul melancarkan aksi tak senonohnya.

Saat DS sedang memijat, Saipul meminta agar DS mau melakukan aktivitas seksual.

"SJ sempat dua kali minta. Tapi DS tidak berkenan. Nah pas DS sedang tertidur sekitar 04.00 WIB, SJ melakukan perlakuan tak senonoh itu," kata Ari.

Tidak terima dilecehkan, DS yang disuruh pulang oleh Saipul, langsung melaporkan peristiwa tersebut bersama orangtuanya ke polisi.

Setelah salat subuh atau kira-kira pukul 05.00 WIB, Saipul langsung diciduk oleh polisi tanpa perlawanan.

Setelah diperiksa selama beberapa jam, polisi meningkatkan status Saipul dari terperiksa menjadi tersangka.

Saipul Jamil mengakui

Wajah Ipul terlihat kusut saat berada di Ruang Kanit Reskrim Polsektro Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (18/2/2016).

Pedangdut yang mengenakan sorban bercorak putih hitam dengan gamis putihnya itu terlihat duduk di ruang Kanit Reskrim Polsektro Kelapa Gading Iptu Fahmi Amrullah.

Saat Adzan Magrib, Ipul terlihat menyeruput air teh hangat sebagai pembatal puasa yang dilakoninya setiap Senin dan Kamis.

Tak lama kemudian, Ipul menyantap bubur ayam. Sambil makan makanan yang disediakan polisi, Ipul menangis.

"Iya pak... saya melakukan," katanya ketika ditanya apakah laporan remaja laki-laki (17) itu benar atau tidak.

Ketika disinggung maksud dan tujuannya, Ipul hanya mengatakan, "Saya khilaf" seraya memejamkan mata.

Kedua matanya tampak berkaca-kaca. "Saya stress, sudah ya.." ucapnya singkat.

Kasus sama menjerat Indra Bekti


Sebelum menimpa Ipul, kasus serupa yakni dugaan pencabulan juga menjerat presenter kondang Indra Bekti.

Pria bernama Lalu Gigih Arsonafa mencoba melaporkan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Indra Bekti kepada dirinya.

Dalam laporannya, Gigih membawa bukti pesan singkat yang berisi ajakan dari Indra kepada Gigih untuk melakukan hubungan intim.

Ya, rekaman suara artis pendatang baru Lalu Gigih Arsanofa dengan orang yang diduga sebagai Indra Bekti itu memang beredar di dunia maya.

Dalam salah satu percakapan, terdengar sosok yang diduga Indra Bekti itu mengakui dirinya menyukai sesama jenis alias gay.

G : Selama ini istri nggak tahu kalau kak Indra suka sama cowok gitu?

IB: Ya nggak tahulah.. ya endak lah.

G : Aku kira kak..(istri IB) tahu kalau kak Indra suka ama cowok kayak gitu.

IB: Astagfirrullah ya enggaklah.

G : Kalau misalnya tahu gimana?


IB: Ya bahayalah, kehidupan aku ancur, kita bisa cerailah, selesailah hidup aku. Kamu mau ancurin hidup orang di atas kesenangan kamu gitu. Ngeliat orang lain ancur kok kamu tega.

Tak hanya itu, laporan lain juga datang dari RP, seorang remaja yang mengaku mendapat pelecehan seksual dari Indra.

Awalnya, RP yang mengaku berprofesi sebagai pekerja seni peran lepas itu bercerita bahwa dirinya sempat dijanjikan untuk diorbitkan oleh Indra.

Tetapi ia justru mengalami dugaan tindak pelecehan seksual.

"Sering banget saya dilecehkan dan dia menjanjikan saya terus, menjanjikan saya menjadi seorang entertaintment, tapi hasilnya enggak ada. Dia sering nelepon saya, SMS saya, sering suruh saya main ke rumah. Akhirnya saya dilecehkan seperti ini," tutur RP di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/1/2016).

RP mengungkapkan, dirinya mengenal Indra saat mengikuti sebuah program acara di salah satu stasiun televisi swasta sekira enam tahun lalu.

Dari perkenalan itu, Indra disebut meminta nomor teleponnya. Beberapa hari kemudian, RP mendapat telepon dari Indra yang memintanya untuk datang ke rumah.

"Saya kaget, seorang artis telepon saya. Saya ke rumah dia di Radio Dalam, Gang Kenanga. Itu persis tahun 2010 awal kejadiannya," kata RP.

Di luar dugaan, RP mengaku dikunci di dalam kamar bersama Indra.

"Begitu saya sampai rumah dia, masuk kamar dia, tiba-tiba dia ngunci pintu, dia ngambil hand and body," tuturnya sambil tersedu.

Rp mengaku, saat itu Indra meraba seluruh bagian tubuhnya.

"Saya nolak, saya nolak. Begitu dia raba saya, begitu dia buka baju saya semuanya, saya nolak. 'Kak ini apa-apaan?'. Saya mau berontak, saya mau kabur, tiba-tiba itu pintu (kamar) sudah dikunci sama dia, saya enggak bisa kabur lagi," ucap RP.

Kendati sempat berontak, RP mengaku tak berdaya setelah Indra berjanji mengorbitkannya menjadi seorang artis.

"Dia bilang, 'Kamu mau enggak jadi seorang entertainment?', 'Mau kak'. 'Kalau kamu mau, ya udah kamu diam'. Ya udah saya bisa pasrah saja. Begitu saya pasrah, dia raba saya, dia 'ini' saya, ya udah saya hanya bisa pasrah. Dia ngejanjiin saya," tuturnya.

"Yang saya enggak terima, dia selalu ngejanjiin terus, tapi apa enggak jadi. Kenapa saya mau? Karena dia menjanji-janjikan terus, tapi janjinya kosong. Enggak pernah menepati janji, cuma janji bohong," ucap RP.

Tanggapan Indra Bekti


Tudingan pelecehan seksual yang dialamatkan kepada pembawa acara dan artis peran Indra Bekti (38), tak cuma menganggu keluarga Indra tetapi juga berimbas pada pekerjaannya.

"Gara-gara (masalah) ini, aku kehilangan kerjaan," kata Indra dalam konferensi pers di sebuah kafe di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/2/2016) sore.

Suami Adilla Jelita ini mengaku harus merelakan tawaran pekerjaannya melayang begitu saja akibat pernyataan dan rekaman percakapan menghebohkan yang diunggah pihak pemain FTV Lalu Gigih Arsanofa.

"Yang harusnya aku mau jadi brand ambassador suatu produk tapi dibatalkan gara-gara ini. Kerugian materiil dan immateriil luar biasa," tuturnya lagi.

Indra berharap agar Gigih yang ia anggap hanya bertujuan mencari popularitas, tak lagi diberi "panggung".

"Stop ya, jangan tayangin lagi tayangan tidak benar, jangan tayangin orang yang dompleng nama. Kasihan dia juga, dia di-bully dan saya yakin dia mau kerja di mana? Hiburan manapun enggak akan diterima," ujarnya.

"Udah ya Ini konferensi pers terakhir dari saya untuk selamanya, tidak ada lagi yang tanya soal kasus ini. Saya tidak akan jawab apapun lagi," tambahnya.

Wednesday, February 17, 2016

Bocah Indonesia itu Memukau di Antara Para 'Raksasa'

Penampilan Joey Alexander di Grammy Awards 2016


PIANIS cilik asal Indonesia, Joey Alexander, berada di antara para 'raksasa'. Wow!

Ungkapan itu tampaknya cocok disematkan untuk bocah kelahiran Denpasar, Bali, 25 Juni 12 tahun silam ini.

Betapa tidak, di antara para musisi besar yang hadir di ajang bergengsi Grammy Awards 2016, Joey menjadi nominee termuda di kategori jazz.

Tak cuma itu, penampilan Joey di balik grand piano di panggung Grammy, Senin (15/2/2016) waktu setempat, pun terbilang cukup memukau.

Hasilnya, bocah berkacamata itu memantik standing ovation alias tepuk tangan sambil berdiri dari para musisi yang hadir di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat, itu.




Meski tidak berhasil menyabet penghargaan, penampilan Joey yang menjadi sorotan mata dunia itu menjadi suatu kebanggaan sendiri bagi Indonesia.


Joey pun mengungkapkan rasa syukurnya lewat laman jejaring sosial Facebook miliknya.

"Senin adalah pengalaman baru bagi saya. Menjadi nominee termuda di kategori Jazz merupakan suatu kehormatan besar bagi saya," tulis Joey di laman fanpage Facebook mililknya, Rabu (17/2/2016).

Joey juga mengucapkan selamat kepada para pemenang, "Kalian semua adalah favorit saya (termasuk Uptown Funk)."

Namun, di malam itu, kebanggaan terbesar dirasakan oleh Joey adalah ketika tampil membawakan 'Freedom Jazz Dance' dari Eddie Harris di atas gemerlap panggung Grammy.

"Hal yang paling membanggakan di malam itu ketika saat tampil bersama Eric Harland pada drum dan Dave Robaire pada bass, mewakili komunitas jazz di panggung Grammy," tulis Joey.

Joey juga curhat merasa senang karena bertemu dengan banyak artis dan penggemar dari berbagai gender musik selain jazz.

"Saya juga senang bertemu dengan legenda jazz Herbie Hancock dan salah satu aktor favorit saya Johnny Depp (saya selalu berpikir dia adalah seorang bajak laut)," tulis Joey.

Di akhir tulisannya, Joey berterima kasih kepada Grammy dan para penggemarnya.

"Terima kasih kepada Grammy atas nominasinya dan mengundang saya untuk tampil, terima kasih juga untuk para fans atas dukungan dan cintanya," tulis Joey.

Dalam postingan itu, Joey juga mengunggah video penampilannya di panggung Grammy.

Postingan ini berhasil memantik 'like' dari 6.568 netizen dan dibagikan sebanyak 2.271.

Hingga berita ini disusun Kamis (18/2/2016), postingan ini sudah dilihat sebanyak 133.580 kali.

Friday, March 20, 2015

BEDAH LAGU: And You And I

JAKARTA - Suara dialog orang terdengar di awal lagu. Terdengar pula suara gitar akustik 12 senar dengan nada yang tengah di-tuning. Kemudian, harmonik gitar berdenting disusul dengan petikan nan syahdu.

Alunan ini merupakan cikal bakal sentral dari melodi gitar tersebut. Kemudian, kord simpel dimainkan dari nada D. Menarik dan berulang-ulang. Ketika tengah mencapai klimaks, suara lainnya terdengar. Ya, itulah suara Moog synthesizer.

And You And I--nama lagu tersebut--merupakan sebuah masterpiece dari band progressive rock, Yes. Lagu ini berada di album 'Close The Edge' yang merupakan salah satu album terbaik sepanjang masa yang pernah dirilis oleh Yes.

“Kita sedang dalam puncak dunia saat membuat album 'Close to the Edge'," kata vokalis sekaligus pencipta lagu Yes, Jon Anderson seperti dikutip dari situs resmi Yes, www.yesworld.com, belum lama ini.

Ya, hingga kini, vokalis bersuara 'malaikat' itu tetap mengakui bahwa periode tersebut merepresentasikan Yes saat berada dalam puncak karier mereka.

Dirilis pada 13 September 1972 di bawah label Atlantic Records, album ini membawa Yes ke era keemasannya. Betapa tidak, begitu dirilis, album ini bercokol di posisi 3 tangga lagu Amerika Serikat dan nomor 4 di Inggris. Album ini juga menerima sertifikat platinum karena terjual lebih dari 1 juta kopi.

Ada 3 lagu di album tersebut. Salah satunya adalah 'And You And I' yang terilhami dari pengalaman spiritual sang vokalis, Jon Anderson. Lalu, dua lagu lainnya adalah 'Siberian Khatru' dan 'Close to the Edge'.

Lagu 'And You And I' dibangun dengan empat pondasi, yakni empat bagian dalam satu lagu. Keempat bagian tersebut adalah 'Cord of Life', 'Eclipse', 'The Preacher the Teacher', dan bagian pamungkas lagu tersebut 'The Apocalypse'.

Jon Anderson mengatakan lagu 'And You And I' memiliki banyak interpretasi. Kata 'You' dalam lagu tersebut bisa jadi merupakan Tuhan, bisa jadi pula itu adalah manusia. Untuk itu, Jon Anderson menyerahkan intrepretasi itu kepada pendengeran.

"Mungkin itu ditujukan untuk Tuhan. Atau, itu bisa jadi kita sendiri. Para penonton dan saya, yang tengah menjadi kenyataan sesungguhnya dari sebuah keindahan hidup. Kita menggapai pelangi untuk bisa memahami sesuatu. Kamu dan saya berupaya memanjat untuk lebih dekat kepada langit," ujar Anderson.

“And You And I ditulis dengan lima bagian yang berbeda. Lalu, kita menyatukannya. Kali pertama, ide itu langsung muncul. Ini akan menjadi sebuah lagu folk indah yang saya tulis bersama gitaris, Steve Howe. Namun, kita putuskan lagu ini menjadi sebuah tema yang sangat besar," tutur Jon Anderson.

Cord of Life

Bagian pertama dalam lagu tersebut adalah 'Cord of Life'. Dialog sang gitaris, Steve Howe, mengawali bagian ini. Kemudian, Howe menyetem gitar akustik 12 senarnya seraya memulai mendentingkan melodi harmonik. Lalu, memetik gitarnya mengawali lagu tersebut.

Ketika Steve Howe mulai memainkan kord, sang kibordis Rick Wakeman menyambutnya dengan instrumen Moog synthesizer. Ini merupakan instrumen andalan Wakemen, kendati alat ini dipopulerkan kali pertama oleh kibordis futuristik, Keith Emerson dari band Emerson Lake & Palmer.

Berbarengan dengan suara Moog ala Wakeman, sang bassist Chris Squire memetik instrumennya berbarengan dengan ketukan yang digagas sang drummer, Bill Bruford. Lalu, pada menit 1.40, vokal Jon Anderson membahana memulai lirik 'A man conceived a moment's answer to the dream'.

Ada perubahan di menit 2.50. Pembagian suara dimulai. Ya inilah yang menjadi trademark dari Yes, berbeda dari grup progressive rock lainnya. Anderson menyenandungkan lirik inti dengan melodi yang tinggi. Lalu, Howe dan Squire bersahut-sahutan menyanyi dengan lirik yang berbeda.

Eclipse

Memasuki bagian kedua, 'Eclipse', Yes pun memperlambat tempo. Bagian ini dipimpin oleh permainan Melotron dan Moog yang epik dari sang maestro, Wakeman. Temanya masih sama dengan 'Cord of Life'. Hanya saja kali ini hanya dimainkan dengan instrumen Wakeman.

Di bagian ini, Anda seperti dibawa ke dunia lain. Mengawang-awang dan serba biru. Jika melihat dunia khayalan ciptaan pelukis Roger Dean yang ada di sampul album 'Close to the Edge', ke sana lah Anda akan berpelesir secara imajinatif.

Ya, dunia yang penuh dengan mahluk ganjil. Seperti dunia kita, namun dengan nuansa yang penuh dengan lekuk simetris. Betapa tidak, ilustrasi itu menyuguhkan pegunungan yang melayang dengan laut bertepikan langit.

Jangan lupakan pula permainan Steve Howe di bagian ini. Gitaris yang juga memperkuat band 'Asia' ini memamerkan kehandalannya memainkan pedal steel guitar bermerek Fender. Alunan pedal steel guitar ini berpadu dengan instrumen Wakeman.

Lalu, Jon Anderson kembali menyanyikan lirik dari stanza pertama 'The Cord of Life'. Namun, kali ini dinyanyikan dengan nada yang rada berbeda. Masih terdengar epik, namun nuansanya cukup sedih.

The Preacher, The Teacher

Melodi dan lirik pada bagian ini setali tiga uang dengan 'The Cord of Life'. Tentunya, mereka memainkan dengan sejumlah variasi. Yang membedakan adalah bagian 'The Preacher, The Teacher' memainkan permainan cepat synthesizer dari Rick Wakeman selama lagu tersebut.

Stanza terakhir dari bagian ini lagi-lagi mengandung lirik dari 'The Cord of Life'. Tapi, lirik ini dinyanyikan dengan nuansa yang berbeda. Seksi ini berakhir dengan nuansa orkestra yang dihasilkan dari perkawinan suara Mellotron dan Moog yang dimainkan Rick Wakeman.

Di bagian ini, Bill Bruford mulai menunjukkan ketukan khasnya. Ganjil dan tak terprediksi. Berbeda dengan bagian sebelumnya. Di sini, Bruford lebih banyak mengeksplorasi permainan drumnya mengiringi para punggawa Yes lainnya.

Apocalypse

Ini merupakan bagian pamungkas dari keseluruhan lagu 'And You And I'. Selain itu, ini juga merupakan bagian terpendek dalam lagu tersebut. Hanya berdurasi 40 detik. Di bagian ini, suara gitar Howe mengambil alih tampuk kekuasaan. Mendominasi sepanjang bagian.

Lirik di bagian ini pun juga 'mencuri' dari 'Cord of Life'. Namun, yang membedakan, lirik ini dinyanyikan dari kord B. Dan, ketukannya pun lebih cepat. Irama ini terus bertalu hingga lagu ini berlalu.

“Saya ingat ketika kami memainkan 'And You And I' di Philadelphia untuk kali pertama. Seluruh ruangan begitu hidup dengan musik yang kami mainkan. Itu sangat luar biasa. Dan, saat kami selesai, para penonton bersorak dan bertepuk tangan selama 15 menit. Wow!" ujar Jon Anderson.

Menurut Anderson, itulah yang dirinya pikirkan saat mengingat momen terakhir 'And You And I'. "Itu adalah salah satu momen dalam hidupmu yang tidak akan pernah kamu lupakan selamanya," tutup Jon Anderson.

Sepenggelar lirik 'And You And I' menutup lagu tersebut:

And you and I climb, crossing the shapes of the morning.
And you and I reach over the sun for the river.
And you and I climb, clearer, towards the movement.
And you and I called over valleys of endless seas.