Sunday, December 14, 2008

Kencan Kedua

Kutunggu kau di McDonald Arion pukul 11.30 WIB. Itulah janjiku untuk kembali bertemu denganmu. Tapi kondisi berbalik. Aku terlambat. Kala sampai disana, aku melihat kau duduk seorang diri. Entah menatap ke titik mana. Namun kau tak melihatku. Aku tersenyum melihatmu. Kau masih tetap sabar.

Nadi keisenganku kembali berdenyut. Aku mencoba mengagetkanmu. Kau pun tersentak tapi langsung tersenyum. “Mau kemana kita?” kata aku singkat. Dengan mimik tersipu, kau menjawab “Aku lapar. Ingin makan.” Dan kita pun langsung beranjak dari sana. Pergi mencari asupan makanan untukmu.

Makan dimana? Ada warung pecel ayam disana. Tak tahu makanannya enak atau tidak. Kitapun menjajalnya. Hanya kau yang makan. Berlauk tahu dan nasi, kau menyantapnya dengan lahap. Terbersit dalam benak, kau adalah wanita sederhana. Tak jijik meski makan di warung pesisir jalan.

Habis itu kemana? Kita berjalan menuju halte busway. Kita hendak menuju ke kedai es krim Ragusa, tempat romantis dengan tata bangunan tua namun tetap terjaga. Dan disanalah aku berencana menyatakan isi hati kepadamu. Sambil mengucap rapal cinta di hadapanmu.

Karena rencana itu, aku terus termenung sepanjang jalan. Masyarakat di sekitar luput dari perhatian. Bahkan nyamuk yang menggigitpun tak kugubris. Hanya satu dipikiranku: Bagaimana cara menyatakan cinta itu? Apakah kau akan menerimanya? Apakah bumi akan runtuh bila aku ditolak?


(RAS/151208)