Monday, January 28, 2019

Ahmad Band, Magnum Opus Perlawanan Ahmad Dhani

"Yang muda mabuk, yang tua korup. Yang muda mabuk, yang tua korup. Korup terus, mabuk terus. Jayalah negeri ini, jayalah negeri ini. Merdeka!"

Nukilan lirik lagu Distorsi dari Ahmad Band itu terus terngiang di benak saya setelah jatuh vonis untuk sang pentolan, Ahmad Dhani.

Ya, seperti diketahui, musikus Ahmad Dhani dihukum 1,5 tahun bui karena cuitan ujaran kebencian terkait SARA di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (28/1/2019).

Perlawanan Dhani merupakan sebuah keniscayaan. Ya, bukan kali ini saja, Ahmad Dhani berkoar-koar teriak kepada penguasa. Ini membuat saya kembali bernostalgia ke medio 1998.

Di masa itu, ketika darah reformasi bergejolak di penjuru negeri, pentolan Dewa 19 tersebut melawan dengan cara lain. Dia berteriak lantang melalui panji Ahmad Band.

Ahmad Band merupakan alter ego alias proyek sampingan dari Ahmad Dhani di luar Dewa 19. Siapa nyana, justru Ahmad Band yang hanya memiliki satu album: Ideologi Sikap Otak digadang-gadang merupakan puncak kejeniusan dari seorang Ahmad Dhani.

Dengan lantang, Ahmad Dhani maju sebagai vokalis. Suaranya memang tidak setrengginas Ari Lasso di Dewa 19, tapi cukup lantang ketika meneriakkan lirik-lirik berbau protes ke penguasa.

Kala itu, Ahmad Band merupakan salah satu super grup di era 1990-an. Betapa tidak, para personelnya merupakan comotan dari grup-grup yang tengah naik daun di era itu.

Ahmad Dhani (vokalis, kibordis) dan Andra Ramadhan (gitaris), seperti kita ketahui, merupakan dua pentolan dari band Dewa 19. Ada pula Bimo (drummer) yang merupakan penggebuk drum dari grup Netral (yang kala itu beraliran grunge-punk).

Lalu ada juga Pay (gitaris) dan Bongky (bassis). Dua nama ini merupakan personel yang dikeluarkan dari Slank dan memiliki musikalitas gemilang.

Perlawanan Dhani

Ahmad Band dan Dewa 19 bagaikan dua sisi mata uang. Alirannya berbeda, lebih kental unsur rock grunge. Sementara Dewa 19 lebih beraliran pop-rock.

Dari lirik-liriknya, Ahmad Dhani seolah meletupkan protesnya terhadap pemerintah. Bisa dibilang, Ahmad Band merupakan medium bagi Ahmad Dhani untuk meluapkan idelismenya yang selama ini terbelenggu di Dewa 19.

Lagu-lagu di album Ahmad Band didominasi oleh suara gitar elektrik dengan distorsi dan bass. Beda dengan di Dewa 19 yang masih terdengar suara keyboard yang cukup kental.

Salah satunya jeritan perlawanan Ahmad Dhani termaktub dalam lirik lagu Distorsi, nomor pertama di album Ideologi Sikap Otak.

Dengan bahasa yang vulgar dan menohok, Ahmad Dhani mengkritisi penguasa saat itu yang ingkar janji. Janjinya sih memberantas kemiskinan, tapi ternyata menguras uang rakyat.

"Maunya selalu memberantas kemiskinan. Tapi ada yang selalu kuras uang Rakyat. Ada yang sok aksi buka mulut protas protes. Tapi sayang mulutnya selalu beraroma alkohol."

Ahmad Dhani juga menyindir secara sarkastis terhadap penguasa yang korupsi. Ditohok pula orang yang mencoba sadarkan penguasa, tapi setali tiga uang dengan yang disadarkan.

"Maunya selalu menegakkan keadilan tapi masih saja ada sisa hukum rimba. Ada yang coba-coba sadarkan penguasa, tapi sayang yang coba sadarkan, sadar aja nggak pernah."

Dia terus menyindir dengan meneriakkan: 'Jayalah negeri ini, jayalah negeri ini. Merdeka!' Lantangnya Dhani ketika menyanyikan lagu ini.

Salah satu lagu yang menurut saya sangat lantang dan vulgar merupakan track pamungkas di album ini: Ode buat Extrimist.

Dengan distorsi gitar dan pukulan drum yang garang, lagu ini dikomposisi sangat apik oleh Ahmad Dhani. Apalagi ditambah dengan partisipasi Bagus Netral yang menyumbangkan vokal garangnya.

Dalam lagu ini, tampak Ahmad Dhani ingin menyindir demonstran-demonstran yang menggelar aksi massa namun tak mengerti yang diteriakkan. Singkat kata demonstran bayaran.

Dengan vulgar, Ahmad Dhani menyebut mereka sebagai 'Arak-arakan, pawai idiot dengan baju warna-warna'. Dhani mengingatkan bahwa mereka bukan boneka yang ditipu boneka.

"Itu namanya kriminalitas. Bukan politik bukan taktik. Akhirnya jadi bahan lelucon yang tak lucu dan tak cerdik."

Nukilan lirik ini dinyanyikan secara repetitif di lagu tersebut. Seolah meramalkan nasib Ahmad Dhani yang kini terjun ke dunia politik.

Pun lagu protes yang cukup menohok di album Ideologi Sikap Otak merupakan track 'Impotent'.

Dengan mengutip sedikit sample drum dari 'Song 2' milik Blur, lagu ini bertempo cepat. Sama seperti lagu lain, distorsi gitar masih mendominasi.

Di Lagu ini, Ahmad Dhani tidak seperti menyanyi, melainkan berorasi. Ya, banyak orasi yang dilantangkan Ahmad Dhani di album ini.

Ahmad Dhani di lagu ini meneriakkan belenggu yang dipasangkan oleh penguasa. Alhasil, publik pun hidup dengan rasa takut.

"Apa arti damai, bila takut terkubur. Apa arti damai, bila semuanya membisu"

Lewat lagu ini, Ahmad Dhani mengimbau publik untuk membebaskan imajinasi serta melepaskan ketakutan yang membelenggu.

"Bebaskan imajinasimu, cermatilah suasananya, resap isinya penetrasi, singkirkan semua kebodohan."

Bukan tanpa lagu cinta

Cinta, cinta dan cinta. Lagu cinta memang merupakan santapan dari Ahmad Dhani. Lirik-lirik yang lugas dan bisa meluluhkan hati wanita, Dhani memang piawainya.

Lagu cinta di album ini bagaikan oase di padang tandus. Bagaikan pemanis di tengah kegarangan-kegarangan track demi track di Ideologi Sikap Otak.

Uniknya, lagu-lagu cinta di album ini diakui sebagai masterpiece Ahmad Dhani di luar Dewa 19. Sebut saja, Aku Cinta Kau dan Dia dan Sudah.

Aku Cinta Kau dan Dia berulang kali diaransemen oleh Ahmad Dhani, dan diakui sebagai salah satu lagu cinta terbaik yang pernah diciptakan Ahmad Dhani.

Liriknya menohok untuk orang yang mencintai dua perempuan atau laki-laki sekaligus. Hmmm... ini seperti meramalkan nasib Ahmad Dhani yang mencintai mantan istrinya, Maia Estianty dan juga istrinya kini, Mulan Jameela.

"Hancur hatiku mengenang dikau, menjadi keping keping setelah kau pergi, tinggalkan kasih sayang yang pernah singgah antara kita."

"Sekali lagi maafkanlah, karena aku cinta kau dan dia. Maafkanlah ku tak bisa, tinggalkan dirinya."

Ada pula lagu Sudah yang bikin baper. Betapa tidak, dalam lagu itu, ada gambaran sosok pasangan kekasih yang masih saling memuji meski cintanya sudah kandas.

Lagu ini kian bikin baper karena ada suara mantan istri Ahmad Dhani, Maia Estianty. Tentunya, lagu ini menjadi kenangan manis untuk Dhani dan Maia pula.

Lagu ini seolah menjadi ramalan kandasnya kisah cinta Maia Estianty dan Ahmad Dhani. Simak saja lirik-liriknya:

"Tak satupun yang ku sesali, malahan semua hiasi hidup. Mungkin setitik perih yang ada, mendewasakan aku dan kamu."

Namun umur Ahmad Band hanya seumur jagung. Band 'gila' itu bubar di tahun 2000. Di tahun itu pula, Dewa 19 kembali dari hiatus dengan menanggalkan angka 19 di belakang namanya.

Desain album

Dari sisi desain cover album pun, album Ahmad Band, Ideologi Sikap Otak, pun tak kalah garang. Di cover depan, Ahmad Dhani berpose dan berpakaian seperti Presiden Pertama RI Soekarno, sosok yang memang diidolakannya.

Dia mengenakan peci berwarna hitam lengkap dengan kemeja safari. Di bagian dada kanan, terlihat name tag bertuliskan namanya, Ahmad Dhani.

Di bagian dalam cover album, terlihat aksi Ahmad Dhani ketika tengah orasi di depan publik. Ada pula Ahmad Dhani yang masih memakai pakaian ala Soekarno berpose dengan anggota-anggota bandnya.