Tuesday, April 21, 2009

SELLING ENGLAND BY THE POUND

Cover Selling England By The Pound

Album Selling England By The Pound merupakan album yang cukup monumental bagi grup musik besutan Peter Gabriel (Vokal), Steve Hackett (Gitar), Tony Banks (Keyboard, Synthetizer), Mike Rutherford (Bass) dan Phil Collins (Drum, Perkusi). Hampir seluruh tembang di album ini menunjukkan keagungan era progressive rock di era 1970-an.

Sebut saja tembang Firth of Fifth. Hadir dengan komposisi indah ala progressive rock, lagu itu diawali solo piano dari Tony Banks dengan pattern musik klasik. Jangan lupakan pula permainan flute Peter Gabriel yang mengalun di tengah-tengah deru permainan personil lainnya. Pelan namun syahdu dan sendu.

Klimaks lagu ini tatkala Tony Banks memainkan lead keyboard dan synthesizer. Ini menjadi ciri khas suatu pakem progressive rock saat itu. Kemudian diikuti dengan lead gitar bersuara chorus dan delay ditambah distorsi tipis dari Steve Hackett. Tak hanya itu, keahlian Phil Collins dalam lagu ini sangat memukau. Aransemen drumnya sangat khas.

Ada pula lagu bertempo cukup cepat berjudul Dancing With The Moonlit Knight. Ini diawali oleh alunan suara Peter Gabriel yang terdengar agak sumbang namun tetap memukau. Dalam lagu ini, satu terobosan baik dilakukan Steve Hackett: penggunaan teknik sweeping yang notebene jarang bahkan tidak pernah dipakai gitaris lainnya.

Dalam lagu tersebut, Genesis mengangkat tema Inggris di zaman medieval dimana pajak menjadi momok bagi setiap warga di sana. Sang drummer Phil Collins pun menggunakan pattern yang agak sinkop dan berciri khas dalam lagu itu.

Lagu Cinema Show menjadi satu lagu yang cukup menonjol. Lirik manis berbalut cinta mengawali lagu berkomposisi megah ini. Di tengah lagu pendengar akan dikagetkan dengan nuansa berbeda di bagian sebelumnya.

Tembang ini bisa menjadi acuan bagi ciri khas progressif rock yang senang bermain dan bereksplorasi dengan aransemen. Irama lagu itupun cukup cepat ditambah dengan komposisi musik yang semakin mencapai klimaks dan megah. Tak pelak lagu ini didapuk sejumlah pengamat musik sebagai salah suatu karya jenius dan cerdas.

Jangan lewatkan pula nomor-nomor lainnya yang tak kalah bagusnya, seperti more fool me dengan Phil Collin sebagai lead vocal, Battle of Epping Forest yang menceritakan permusuhan antara dua kubu di Inggris. Ada pula nomor instrumen yakni After the Ordeal dan nomor penutup Aisle of Plenty.

(RAS/210409)

Sunday, April 19, 2009

TURKI

Turki yang beribu kota Ankara ini ialah negara yang terletak di antara benua Asia dan Afrika. Istanbul adalah salah satu kota di Turki yang merupakan kota terbesar dan terpadat. Pada zaman Romawi, kota ini dikenal dengan nama Konstantinopel. Ini diambil dari nama penemunya yaitu seorang pejuang Romawi bernama Konstantin.

Yeni Mosque

Istanbul mempunyai banyak bangunan masjid tua yang masih terawat. Salah satunya, Masjid Yeni yang dibangun pada periode 1577 hingga 1663. Masjid ini memiliki ciri khas arsitektur yang bercorak laiknya masjid-masjid di Eropa. Selain banyaknya wisatawan, halaman masjid ini juga dipenuhi oleh ratusan burung merpati.

Ada pula Masjid Rustam Pusha yang didirikan oleh The Magnificent Sulaiman pada 1580. Sulaiman ialah salah satu sultan dari Kerajaan Ottoman yang memiliki periode kepemimpinan terlama di antara sultan-sultan lainnnya. Pada saat itu, Sulaiman terkenal sangat kaya sehingga masjid tua ini ditutupi keramik-keramik yang sangat mahal pada jamannya.

Di sudut lain Istanbul, terdapat banyak masjid peninggalan Kerajaan Ottoman dan Romawi. Masjid Sulaymania, misalnya, merupakan tempat ibadah yang tergolong besar pada zamannya. Bangunan yang didirikan Sultan Sulaiman ini memiliki empat menara dan sepuluh balkon. Ini mempunyai arti, Sulaiman merupakan sultan keempat di Istanbul dan raja kesepuluh dalam Kerajaan Ottoman.

Masjid Sulaymania dirancang Sinan, yakni arsitektur yang terkenal dan ahli di zamannya. Rancangan Sinan ini sangat perfeksionis. Ini terlihat dari karakteristik dan akustik masjid yang sempurna sehingga imam maupun khotib tak perlu menggunakan pengeras suara. Adapun bagian terpenting dalam masjid ialah makam Sulaiman beserta anak-anaknya. Sulaiman meninggal di Hungaria ketika berumur 71 tahun pada 1566.

Bagi para wisatawan yang gemar berbelanja bisa mengunjungi mal tertua di Istanbul, yaitu Akmerkez. Pelancong juga bisa singgah di Kanyon yang merupakan tempat perbelanjaan terbaru di kota ini. Berbagai barang dari merek terkenal di dunia dapat didapatkan di mal yang memiliki arsitektur unik ini.

Setiap akhir pekan, Kanyon kerap mengundang musisi handal di Istanbul untuk menghibur pengunjung. Ada pula mal terbesar di Eropa, yakni Cevahir. Bahkan sejak 2005 bangunan ini ditetapkan sebagai mal terbesar di dunia.

Pasar tradisional di Istanbul atau dikenal dengan nama Spice Market juga bisa menjadi alternatif tempat belanja bagi wisatawan. Di pasar yang berdiri sejak 1664 ini, kita dapat membeli suvenir dan makanan khas Turki. Berbagai jenis rempah-rempah juga bisa dibeli di pasar ini. Rempah-rempah di Spice Market sangat terkenal di Turki. Pasalnya, hampir semua makanan di Turki sangat kaya dengan cita rasa rempah-rempah.

Turki Spices

Sementara itu, Grand Bazaar merupakan pasar terbesar dan tertua di Istanbul sejak jaman Kerajaan Ottoman. Pasar ini menawarkan berbagai macam produk tekstil, perhiasan, serta suvenir yang dapat diboyong pengunjung.

Ingin menikmati keramaian Istanbul, wisatawan dapat mengunjungi Taksim Square yang terletak di jantung kota. Dulu, di kawasan ini terdapat tempat pendistribusian air bagi warga Istanbul. Tak hanya itu, patung-patung pahlawan yang pernah membela Turki juga berdiri megah di tengah kawasan ini.

Tidak jauh dari Taksim Square, pengunjung bisa menyusuri Istiqlal Street. Jalan sepanjang dua kilometer ini merupakan tempat nongkrong warga Istanbul. Berbagai jenis kafe, restoran, klab malam, dan teater menghiasi sepanjang jalan itu. Ada pula Tarkoz yang berarti jalan buntu. Di sini pengunjung bisa membeli bermacam-macam kaos dengan harga murah.

Wisata bangunan lainnya di Istanbul adalah Galasa Tower yang dibangun orang-orang Jenewa pada abad 14. Galasa Tower dulunya digunakan untuk mengawasi kapal yang disandarkan di pelabuhan Golden Horn. Selain itu, pengunjung bisa menikmati makanan-makanan khas Turki di bawah Jembatan Galatasara.

Berbagai fasilitas wisata di Kota Istanbul, Turki, seperti menyusuri Terusan Bosphorus atau yang disebut Bosphorus Cruise bisa menjadi salah satu pilihan wisatawan. Dengan tiket seharga tujuh lira, pengunjung bisa menyusuri terusan yang menghubungkan Laut Mati dan Laut Marmara tersebut. Ini dengan menggunakan kapal berkapasitas 1.500 penumpang dalam waktu tempuh 1,5 jam.

Selama perjalanan, pelancong dimanjakan dengan keindahan bangunan bersejarah di sepanjang terusan. Antara lain, Galasa Tower yang digunakan pendatang Jenewa untuk mengawasi kapal-kapal mereka. Wisatawan juga bisa melihat Istana Dolmabache dari kejauhan. Istana ini merupakan tempat wafatnya pahlawan Turki bernama Mustafa Kemal Ataturk pada tahun 1938.

Kapal yang terbagi menjadi tiga dek ini nantinya akan melintas di bawah Jembatan Bosphorus yang dibangun pada 1973. Jembatan ini menghubungkan sisi Asia dan sisi Eropa, di mana Turki terletak di kedua sisi benua tersebut. Ada pula Kuleli Military High School atau Sekolah Tinggi Militer Turki yang digunakan pada zaman Kerajaan Ottoman.

Bosphorus Cruise ini berakhir di Pelabuhan Rumeli. Ini berarti pengunjung telah memasuki sisi timur Istanbul. Di sekitar pelabuhan ini banyak sekali restoran yang menghidangkan makanan khas Turki. Wisatawan dapat menikmati makanan sambil ditemani embusan angin laut.

Jika berkunjung ke Istanbul, penikmat wisata harus singgah di Historical Peninsula. Ini merupakan kawasan bersejarah, di mana pengunjung bisa melihat benteng dan istana peninggalan Kerajaan Ottoman. Benteng Rumeli, misalnya, yang dibangun Rumeli Hisari Muzesi pada 1452. Ini digunakan untuk mengatur lalu lintas laut serta untuk pertahanan Kerajaan Bynzantium yang menduduki Turki beberapa abad silam.

Topkapi Palace

Salah satu bangunan terbesar di Historical Peninsula, yakni Istana Topkapi yang merupakan tempat tinggal para sultan Kerajaan Ottoman. Bangunan ini terbagi atas empat bagian besar dan tiga gerbang utama. Untuk memasuki setiap bagian tersebut pengunjung akan dikenakan biaya sebesar 10 lira. Pada bagian pertama istana terdapat sebuah gereja yang dibangun orang Romawi. Kendati demikian, bangunan itu kini digunakan sebagai gedung teater.

Di bagian kedua istana terdapat harim section atau tempat tinggal para istri sultan. Para istri tersebut diajarkan cara menari, menyulam dan memainkan beberapa instrumen musik. Selain sultan, para istri yang diambil dari berbagai negara ini tidak boleh dilihat orang lain. Mereka dijaga oleh yunak atau orang Afrika yang telah dikebiri.

Kamar terbesar di Istana Topkapi memang berada di harim section. Ada pula sebuah ruangan yang digunakan untuk pertemuan rahasia. Di ruangan ini terdapat pancuran air untuk mengelabui suara saat pertemuan berlangsung.

Harem Section

Pada bagian ketiga Istana Topkapi terdapat sekolah untuk murid berumur 10 tahun. Semua anak-anak tersebut dipilih oleh sultan dari berbagai pelosok Turki. Sementara tempat tinggal para sultan berada di kawasan keempat. Tempat ini biasanya digunakan sultan untuk berbuka puasa pada hari pertama Ramadan.

Kota Turki mungkin tepat dijadikan sebagai negara tujuan wisata. Mulai dari wisata pantai, pulau indah, gedung-gedung, hingga peninggalan bernilai sejarah tinggi terdapat di negara ini. Dengan kata lain, setiap daerah di Turki mempunyai keunikan tersendiri.

Kota Izmir, misalnya. Di kota terbesar negara ini banyak terdapat pantai nan indah. Tak heran jika daerah ini menjadi tujuan turis saat berada di Turki. Seperti kota wisata lainnya, di sini juga banyak penginapan yang harganya bervariasi mulai dari US$ 50 hingga US$ 100 per malam. Para wisatawan juga bisa menyusuri tiap jalan di kota ini dengan merogoh kocek US$ 200 untuk menyewa mobil.

Ada pula Alacata, kota yang merupakan surga bagi peselancar angin. Hembusan angin di Alacata sangat kuat dan konstan. Bahkan setiap tahun, kawasan ini selalu mengadakan kompetisi selancar angin baik tingkat nasional maupun internasional. Selain itu sekolah bagi para peselancar angin menjamur di Kota Alacata.

Alacata

Wisatawan juga bisa mengunjungi kastil terindah di Kota Cesme. Salah satu ruangan di Kastil Cesme menyimpan banyak kendi peninggalan abad V Sebelum Masehi dan kendi peninggalan abad XVIII SM yang diambil dari Laut Cesme. Semua kendi ini dulunya digunakan untuk mengangkut anggur dan minyak.

Kastil ini memiliki menara yang menjulang. Menara digunakan Kerajaan Ottoman untuk pertahanan saat bertempur dengan Rusia pada 1768. Hingga akhirnya, pertempuran dimenangkan Rusia. Kini, di sekitar menara terdapat beragam kafe dan restoran yang biasanya dijadikan tempat nongkrong para remaja di Cesme.

Kota yang paling ramai dikunjungi di Turki adalah Istanbul. Di pusat kota ini terdapat tempat yang dijadikan arena gladiator pada masa kependudukan Romawi atau Byzantium. Namun pada masa Kerajaan Ottoman, arena tersebut sudah tidak dipakai lagi. Ini karena pertempuran antara manusia dan hewan telah dilarang.

Jauh di bawah tanah Istanbul terdapat Basilica System, tempat yang digunakan untuk menampung air pada masa Romawi. Pengunjung yang singgah di Basilica System dapat merasakan suasana yang sejuk. Sebab letaknya di bawah tanah dan terdapat kolam air.

Blue Mosque

Istanbul juga punya berbagai macam masjid unik. Masjid biru atau blue mosque, misalnya. Masjid yang dikelilingi keramik biru ini memiliki enam menara. Corak arsitektur zaman Romawi terlihat pada bangunan yang didirikan Sultan Ahmed Keenam Istanbul. Bangunan ini disebut-sebut sebagai masjid terindah di Istanbul.

Bangunan lainnya yakni Gereja Santa Sofia yang dibangun pada 532 SM pada masa kependudukan Romawi. Namun ketika Kerajaan Ottoman berkuasa, gereja ini beralih fungsi menjadi masjid. Bangunan terbesar setelah piramid di Mesir ini bertahan hingga datangnya era Renaissance. Hingga akhirnya, Mustafa Kemal Ataturk mengubah bangunan ini sebagai museum pada 1933.

Santa Sophia

Santa Sophia (inside)

Wisatawan yang mengunjungi Istanbul disarankan untuk singgah di Pulau Buyukada atau big island. Pulau terbesar di Istanbul ini adalah tempat berlibur favorit di Turki. Wisatawan bisa merasakan udara bersih dan bebas polusi. Sepeda dan kereta kuda adalah transportasi utama di pulau ini.

Tak kalah menarik adalah Pulau Buyukada yang merupakan wisata pantai. Salah satunya Nakibey. Untuk menikmati pantai paling indah di pulau ini, wisatawan dikenai tarif 20 Lira. Pelancong dapat menikmati keindahan panorama laut sambil berjemur dan merasakan hangatnya sinar matahari Turki.

(RAS/Melancong Yuk/200409)

Saturday, April 18, 2009

Am I Wry? No


Farah now that we're here
can you tell me exatly how I should have done?
Farah drives with her eyes closed
do you ever inflict unwanted memories?

I know you and I know it won't take you long to make me smile

Farah angelic girl
I'll have you know it's you and me potentially
Farah don't pull the carpet
from under me
indifference is killing me!

Am I wry?
On my! Fallacy! Fallacy in my words!
Am I wry?

I know you and I know you're not afraid to say the least

Diamond ring
Diamond ring
but you can't find it cold is the night

Lagu itu dibesut band progressif rock asal Denmark, Mew. Kali pertama mendengarkan, saya bisa menarik satu kesimpulan: Megah. Aransemennya didominasi string dengan suara biola yang menyayat "On my! Fallacy! Fallacy in my words!,"

(RAS/190409)


"Life Will Find Its Way,"

Kutipan itu sepertinya layak disematkan ke otakku. Telah lama aku bergumul dengan kebimbangan dan kegalauan.

Yakinlah, mataku akan terbuka. Borok di hatiku pun sirna semoga. Dan aku pun siap memulai lembaran baru.

"Tolonglah Tuhan yang Maha Penggugah Hati Manusia. Menjadi pribadi baru, aku mau berubah," ujar sang kalbu.

(RAS/190409)

Thursday, April 16, 2009

Love Quote

"But love is blind and lovers cannot see
The pretty follies that themselves commit;
For if they could, Cupid himself would blush
To see me thus transformed to a boy."

William Shakespeare (1564 - 1616)
Jika aku tidak bisa singgah di kuil duka citamu
Bagaimana aku bisa memasuki kuil kasih sayangmu?

(Kahlil Gibran/Suara Sang Guru)

Tuesday, April 14, 2009

Lady Godiva

Lady Godiva by John Collier, ca 1897

Lady Godiva adalah bangsawati yang hidup di abad 11 di Coventry, Inggris. Namanya berarti berkah dari Tuhan. Dia nmerupakan istri dari Leofric Earl of Mercia, tuan tanah yang berkuasa di Inggris di bawah Raja Denmark, Canute.

Leofric bertugas mengurus masalah finansial dan pembangunan Kota Coventry. Untuk mengembangkan kota yang notabene butuh dana, Leofric menetapkan berbagai pajak untuk warga Coventry. Seperti denda karena kuda seseorang buang kotoran sembarangan dan pajak atas lukisan.

Kondisi ini membuat emosi Lady Godiva bergejolak. Dia kasihan atas penderitaan rakyat Coventry. Pun dia jengkel karena pajak membuat para warga tidak dapat mengembangkan kehidupan yang berkesenian.

Dengan tekad bulat untuk membela hak kebebasan warga, wanita cantik itu meminta pada Leofric agar menurunkan pajak. Leofric setuju. Tapi ada syaratnya: Tanpa busana, sang istri harus menunggang kuda di tengah keramaian pasar di Coventry.

Lady Godiva setuju. Pada Kamis di bulan Agustus, Lady Godiva telanjang dan menaiki kuda putihnya. Dan dia berkendara di siang hari bolong di Coventry. Dengan tatapan sendu dan sarat kepedihan, wanita itu berlalu dengan tubuh yang hanya ditutup rambut merahnya.

Sang suami pun menepati janjinya. Leofric langsung meniadakan seluruh pajak bagi masyarakat Coventry, kecuali pajak kuda.

Pada sekitar abad 17, muncul tambahan pada legenda tersebut. Syahdan, semua penduduk Coventry sudah diberi tahu bahwa bangsawati itu akan melintas. Sebagai penghormatan, mereka masuk ke rumah dan menutup jendela.

Semua, kecuali seorang penjahit yang bernama Tom. Dia membuat lubang untuk mengintip saat Lady Godiva yang tubuhnya hanya tertutup geraian rambut merahnya, berlalu. Anehnya sang penjahit cabul itu seketika menjadi buta.

Dari situlah, istilah peeping tom muncul. Istilah itu diperuntukan bagi para tukang intip. Ada pula istilah sindrom Lady Godiva bagi orang yang suka memamerkan anggota tubuh telanjangnya pada orang lain.

(RAS/150409/Wikipedia)

Wednesday, February 25, 2009

Stagnan

Bukit itu begitu terjal
Menjulang merobek cakrawala
Jurang itupun sangat dalam
Bagai sumur tak berdasar

Hati ini gamang
Gundah menentukan arah
Aku terdiam di satu titik
Stagnan dan tiada bergerak

Rutinitas ini membunuh
Mengoyak kreativitas
Dia datang laksana ajal
Perlahan mencabut nyawa

(RAS/250209)

Friday, February 20, 2009

Melodi Cinta

Aku mengantuk dan lelah. Mata seolah dibebani pemberat. Maklum malam tadi, aku bekerja. Aku mendapat giliran shift malam. Namun toh aku harus tetap pulang. Mustahil aku bertahan di kantor di sela kesibukan buruh shift pagi.

Perjalanan pulang begitu panjang. Aku turun di Cawang dari mobil operasional. Jalan begitu terjal. Matahari seakan meredup di mataku. Tidak gilang gemilang dan secemerlang biasanya. Hanya cahayanya nan menghunus tubuh dan menari di kulit.

Ada bus Mayasari 57 jurusan Blok M-Pulogadung. Langsung saja aku naik. Dengan mata rada nyalang, aku mencari tempat duduk. Aku duduk bagian tengah sebelah kanan. Kubersandar di kursi paling pojok. Beradu bahu dengan para pekerja.

Pagi itu memang terlampau melelahkan. Nyaris aku terlelap di bus. Tapi ada seseorang yang menarik perhatianku. Dia bukan wanita cantik bertubuh molek laksana ratu sejagad atau pencopet yang digebuki massa. Dia hanya seorang pengamen berusia senja

Dengan jalan terbata-bata dan postur agak bongkok, dia menyusuri setiap bangku di bus. Dari belakang ke depan. Hingga akhirnya sang pengamen tua menancapkan kaki di belakang kursi sopir. Siap-siap untuk tampil dan menghibur penumpang.

Tampilannya bersahaja. Rambutnya ikal memutih berselimuti uban yang tertutup peci hitam. Matanya lesu memancarkan sinar prihatin. Dia membawa kotak pemutar kaset bertenaga aki bertuliskan Melodi cinta yang diselempangkan di bahunya.

Melalui mikrofonnya, dia menyapa penumpang. "Selamat pagi para penumpang. Izinkan saya menghibur Anda," tukas sang pengamen. Dia bersiap dengan berpegangan ke tiang bus. Maklum bus melaju kencang dan sang pengamen tentunya tak mau terpelanting.

Tanpa basa-basi, dia langsung membuka dengan lagu pertama. Sebuah lagu dangdut yang entah judulnya apa. Dengan semangat anak muda, sang kakek bergoyang. Meski goyangannya hanya di tempat seperti boneka yang tertancap, aksinya terbilang menakjubkan.

Sambil merem-melek berupaya menikmati lagu, kepala sang pengamen mengangguk-ngangguk. Dari gaya tersebut, vibrato tercipta. Dan vibranya mirip dengan penyanyi dangdut kawakan. Tak jarang pula sang pengamen melempar senyum kepada penumpang.

Ingin tertawa. Namun hanya senyum yang tersungging di bibirku. Dibalik untaian kebahagiaan semu si kakek, tersirat aroma kesusahan dan kemiskinan. Inilah kegigihan seorang kakek mencari sesuap nasi. Mungkin pula hasilnya untuk sekolah anak cucunya.

Lagu kedua dilantunkan. Nah aku baru tahu tembang ini. Judulnya adalah Gubuk Derita yang dipopulerkan pedangdut gaek berwajah sendu, Meggy Z. "Di dalam gubuk bambu, suka dukaku," nyanyi pak tua seolah menjelaskan kehidupannya.

Sama seperti lagu pertama, di nomor kedua ini sang pengamen masih tetap bergoyang. Bahkan goyangan lebih hebat dari lagu pertama. Meski tua, dia tetap ingin memanaskan suasana dan menghibur penumpang yang hendak melakoni rutinitas pekerjaan.

Reaksi penumpang beragam. Tak jarang yang tersenyum dan ikut bernyanyi meski dengan suara mendesis. Ada yang malu bernyanyi, namun cukup berani untuk menggoyangkan kaki. Ada pula yang tak bereaksi, tertidur seperti jasad tak bernyawa.

Dua lagu dilempar sudah. Pertunjukkan pun selesai. Kini saatnya sang pengamen memohon keikhlasan penumpang untuk memberikan sebagian uangnya. Bukan uang besar. Uang kecil saja dan ucapan terima kasih cukup memancing senyum di bibir pengamen.

Pagi itu aku sungguh menyesal. Sebab saat dia meminta uang kepadaku, kantongku tidak mendukung. Uangku tinggal selembar Rp 20 ribu. Tak mungkin aku minta kembalian darinya. Aku hanya bisa berucap kata maaf kepadanya. Dan pengamen tua pun tersenyum.

Di salah satu perempatan lampu merah, sang pengamen tua turun dari bus. Masih dengan langkah terbata-bata, dia berjalan menyisir gersangnya trotoar. Sepertinya dia kelelahan. Ini sangat berbeda dengan si kakek yang tampil bak penyanyi dangdut kawakan tadi.

Dengan langkah gontai, dia berjalan. Hingga akhirnya dia duduk di pinggir trotoar. Kecapekan dan letih. Namun kotak bertuliskan Melodi Cinta itu masih terselempang di bahunya. Dan selalu menemaninya mencari nafkah untuk keluarga di rumah.

(RAS/200209)

Thursday, February 19, 2009

Tak kuasa air mata berlinang. Menyusuri wajah dengan kelembaban. Membasahi kulit laksana air yang menyisir sungai. Dari hilir hingga muara. Dari tepian hingga ke seberang.

Berat hati memendam duka saat sang surya enggan menampakkan cahaya. Rindu menghujam kala menanti deraian hujan di marcapada. Hati ini gamang. Jiwa ini penuh keresahan.

Siapa dinyana, timbul suatu keinginan. Tiada terpendam dan langsung mencuat ke permukaan. Aku menginginkan dia. Dia yang bisa menjadikan hati ini taman surga dengan cinta dan ketulusan.

(RAS/200209)

Friday, February 13, 2009

Kesal

Ingin menuai predikat selangit namun dengan usaha sebiji. Berupaya meraih cawan kudus dengan racun diisinya. Di luar hebat, tapi di dalam bobrok. Hancur dan luluh lantak.

Saat itu Jumat menapaki angka 14 Februari bertepatan dengan hari Santo Valentine. Seperti biasa, saya bekerja sebagai copy editor kala sang surya pamit meninggalkan buana.

Seketika hati ini langsung dibuat panas. Internet lemot. Proses memasukkan video ke situs perusahaan saya pun menjadi tersendat. Sialan, bentakku sambil menggebrak meja.

Betapa tidak, update berita yang seharusnya bisa cepat kini padat merayap laksana lalu lintas Jakarta. Bahkan nyaris macet total. Garuk-garuk kepala saya dibuatnya.

Pusing menunggu loading internet berjalan bak siput yang hamil tua. Lambat dan lelet. Padahal perusahaan tersebut cukup bonafide. Yang punya saja seorang politisi dan taipan kelas atas.

Tapi anehnya. Terlepas dari rusaknya server atau apalah. Pengadaan bandwith internet terbilang minim. Sedangkan keinginan meraup pundi uang cukup besar dan ambisius.

Internet ini memang adalah contoh kecil. Namun jika tidak diatasi, permasalahan ini bisa menjadi duri dalam daging dan merambat bak benalu. Coba saja...

(RAS/130209)
Apabila cinta memanggilmu
Ikutilah dia walau jalannya berliku
Dan apabila sayapnya merangkummu
Pasrahlah serta menyerah
Meski pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu

(Kahlil Gibran)

Thursday, February 12, 2009

Tangis Tabib Belia

Dukun cilik itu menangis
Air mata perenung nasib
Melihat bocah lain bermain
Riang gembira tanpa beban

Pun dia bersimbah tangis
Bangku sekolah menanti
Tapi dia tak kuasa
Hasrat pendidikan sirna sudah

Oh Ponari
Cahaya terang kan menyinari
Membawa beribu harapan
Dan kelak kan menjadi kenyataan

Bocah dengan batu magis penyembuh penyakit. Kekuatannya mengundang ribuan warga ke kediamannya. Penasaran sangat akan sosoknya. Usai melihat tayangan di Metro TV, saya pun terdiam. Haru.

Kasihan sekali dia. Di usianya yang belia, 10 tahun, dia harus menjadi pusat perhatian ribuan orang. Betapa tidak, nyaris saban hari, rumahnya dikerubuti warga. Persis seperti ribuan lalat yang menyerbu seonggok bangkai anjing.

Apalagi saat melihat raut wajahnya. Dia hanya bocah yang seharusnya bermain bersama teman-temannya. Dan dia sejatinya mengenyam bangku pendidikan. Tapi apa lacur. Keluar rumah saja susah. Maklum warga mengepung rumahnya saban hari.

Mungkin, dalam benak saya, Ponari pun tak tahu menahu soal kekuatan yang dianugerahkan. Jika saja bisa menjerit kepada alam, dia sepertinya ingin sekali magis tersebut hilang dari dirinya. Andai saja...

(RAS/120209)

Saya Rindu

Sepertinya jauh sangat kota itu. Tapi disana cinta saya bersemayam. Bak selaksa embun surga, dia jatuh menetes dari mahkota melati pujaan jiwa. Saya terjun bebas ke lembah cinta. Tiada yang menolong. Ini kemauan saya.

"Biarlah saya terjerumus. Terjerembab sudah," ucap benak jiwa saya, pasrah tanpa perlawanan. Seketika, saya terbuai dalam lamunan. Dan sang smara menggelitik hati saya. Teringat dia kembali. Tak pelak, saya terperosok jauh menuju alam rindu.

(RAS/120209)

Wednesday, February 11, 2009

Hidup ialah seorang perayu
Yang menggoda kita dengan kecantikannya
Tapi orang yang tahu muslihatnya
Akan menghindari bujukannya

(Kahlil Gibran/Suara Sang Guru)

Di Tepi Sungai Ini

Teratai bergoyang tertiup angin. Sepoi-sepoi bak penyanyi melantunkan lagu sendu. Ada kesedihan di sana. Aku duduk di bibir sungai. Sesekali, kulontarkan kerikil-kerikil mungil. Dan pecahlah kedamaian di air.

Saat itu tak kunjung tiba. Perawan yang kunantikan dari sejam lalu.
"Kemana engkau gerangan wahai putri perona jiwa?" ujar sang penanti. Menunggu sekian lama. Namun kau tak juga muncul.

Kasih, tak kah kau sadari. Aku masih disini, meski panas menarik peluhku. Awan pun lamat-lamat tersibak. Dan matahari dengan galaknya tersenyum. Menyeringai tajam menusuk raga.

Tiba-tiba teringat masa itu. Kala dia senantiasa menggamit mesra cintaku. Duka tak pernah menyentuhku. Durjana pergi menghilang saat aku memoles halus wajahnya. Indahnya saat itu.

Kini sirna sudah kemesraan itu. Dan berganti dengan hujan kecemburuan, ketidaksetiaan, keserakahan dan nafsu angkara. Inikah jalanku? Menanggung apa yang tiada kuharapkan.

Terkadang aku menghujat Tuhan. Ini seharusnya bukan takdirku. Tak kuasa menahan derita ini. Tapi aku tetap bergeming, kelu dan terdiam. Hingga kiwari, aku di sini menunggu. Di tepi sungai ini.

(RAS/110209)

Tabir

Tabir itu terdiam, tak bergeming
Badai berulang kali menghunjam
Mencoba mengikis asmara di antara kita
Kuat sudah ikatan ini

Hari demi hari
Lewati waktu dan dimensi
Kemesraan tetap mewarnai
Terpujilah kau cinta

Jauh dari sedih
Tiada air mata hitam
Awan gemawan tiada kelabu
Pergilah wahai kau duka

Lamat-lamat merah jambu berkibar
Kini tiada yang bisa mengoyangnya
Kasih, ini bukan akhir kisah
Tapi ini awal segalanya

(RAS/110209)

Saturday, February 7, 2009

Doorrrr!!

Terlarutlah hatiku saat bersua dengannya
Tiada terbantahkan
Inilah cinta

Siang itu, galak matahari menusuk tubuh. Merangsang pelu. Tapi itu semua sirna sudah. Di sampingku ada sang putri. Hatiku pun trengginas. Aku dan dia berjalan menuju sebuah kedai es krim di Jalan Juanda. Ragusa namanya.

Kedai penuh nuansa zaman dulu. Jadi teringat saat nenek moyang kita dengan bangganya mengenakan busana ala Eropa. Mereka bersanding dengan para kulit putih dari negeri nun jauh di sana.

Selasar kedai kususuri. Kami duduk di bagian belakang. Lidah ini kaku. Tiada berbicara. Kelu. Maklum aku merencanakan suatu hal: ingin menembakkan panahku ke hatinya. Aku tak perlu Cupid atau Aphrodite. Hanya aku seorang. Tentunya dengan bantuan Tangan Sang Maha Esa.

"Harus hari ini," itu yang terlontar di benakku.
"Gue gak mau kehilangan momen ini dan seterusnya," benakku terus bernyanyi.

Tak kuat memendam cinta ini. Jangan sampe muncrat karena cinta bukanlah pancuran. Dan jangan sampe meledak karena cinta bukanlah bom. Lagipula kutakut ledakan menuai kehadiran Gegana ataupun Densus 88. Aku tak bermaksud berlagak bak teroris.

Saat itu datang.
"Gue sakit perut nih. Lo tau kenapa gue begini," kataku bermandi keringat dingin.
"Kenapa," ucap si wanita. Singkat.
"Karena gue sayang sama elo," ujarku.

Aduuuh legaaaa eeuy. Eiiit tapi belum sepenuhya lega. Tinggal nunggu jawaban. Tapi sejenak dia terdiam. Ditolak atau diterima. Kalo ditolak, aku rasanya ingin membenamkan diri ke dalam badan ini. Kalo diterima, ya you know lah.

"Ayo dong dijawab," kataku terburu-buru. Jadi inget waktu dikejar anjing tetangga, pengennya buru-buru.
"Gue juga sayang sama lo," ucap dia dengan seribu malu di wajahnya.

Aiiih.. Dunia bagaikan surgawi. Harum bunga membahana. Seakan puspa indah yang dilantunkan almarhum Chrisye menjadi kenyataan. Ku melihat dewa-dewi menari-nari sambil berkata "Ciee, ciee, ciee". Lagu kelabu pun sontak menjadi tembang cinta yang penuh romansa.

(RAS/070209)

Friday, February 6, 2009

SORE

SORE mungkin hanya sebatas grup musik jazz bagi kebanyakan. Tapi SORE punya makna mendalam buatku. SORE pertemukan sepasang manusia: Aku dan dia merajut benang asmara. SORE membuat bara bergelora. Menjilat hati kami penuh ketulusan.

Suatu hari saat kami terpisah jarak. Teringat percakapan itu.
"Lo suka SORE?" kuberkata.
"Iya gue suka banget," suara indah itu menjawab.

Sejak itu kata SORE selalu terngiang. Memenuhi pikiranku. Dulu aku tahu nama itu. Tapi tak seantusias kini. Dulu bagiku mereka biasa saja. Namun kini mereka lah yang menjadi benang merah antara aku dan dia. SORE.

(RAS/060209)

Tuesday, January 20, 2009

Janji Obama Terkait Dunia Islam

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama berjanji AS akan mencari cara pandang baru dengan dunia Islam. Hal ini disampaikan Obama dalam pidato pelantikannya di Capitol Hill, Washington, Selasa (20/1).

Menurut Obama, cara pandang itu akan didasarkan pada persamaan kepentingan dan rasa hormat. Obama pun janjikan AS sebagai sahabat bagi warga dunia. Tapi Obama mengingatkan akan tetap memerangi terorisme.

Obama mengingatkan para pemimpin dunia agar tidak menebarkan konflik. Mereka juga diimbau agar tidak menyalahkan dunia barat atas kekurangan yang terjadi pada masyarakatnya.

Janji Obama terkait cara pandang baru dengan dunia Islam menuai tanggapan dari Menteri Luar Negeri Iran, Manouchehr Mottaki. Dia menegaskan negaranya lebih memilih menunggu implementasi janji tersebut