Thursday, March 24, 2011

langkah

aku tak bisa melangkah di antara musafirnya
dan aku rindu melangkah di duniamu
(sore, mata berdebu)

malam terus berkisah. dewa dewi melantunkan senandung surgawi. suaranya memukau bintang. dan bintang pun tak hentinya mengedipkan mata. kelap, kelip, tanpa letih. tampak, bulan bersinar dengan megah. entah adakah dunia di sana. jika ada, pastilah itu sebuah utopia. dunia mimpi para manusia di dunia.

siapa yang tak ingin ke sana? di sana, benih cinta tersemai. cakrawala pun menawarkan peraduan sebagai tempatku bersanding. ya, angkasa raya dengan segala keindahan. meski hampa dan dingin, dia menjanjikan kedamaian. enyahlah nestapa, biarlah dunia diliputi harapan. dan jantung semesta pun terus berdetak.

seorang pria melangkah di sepanjang jalan. malam menjadi teman. lampu remang membentuk bayangan. hitam mencekam. terdengar derap suara langkahnya. bak nafas yang tiada memburu. pelan, namun tidak gontai. sesekali dia berhenti hanya sekadar menjenguk trotoar yang kotor usai terinjak kaki manusia.

ada sesuatu di balik langkah itu. entah mengapa, derapnya diliputi kesedihan. melangkah memang sulit. terlebih, jika langkah itu dihantui bayangan masa lalu. pilihan pun terbentang di depan, maju atau mundur. susah memang, karena langkah menentukan masa depan seorang manusia. hanya harapan yang tersisa.

"sejak Tuhan mengembuskan nafas ke raga ini puluhan tahun silam, kita mungkin pernah bersua. namun, kita tak saling mengenal dan menyapa. kini, aku mengenalmu. sanggupkah kau tak menegurku jika kita bertemu di suatu masa? aku telah meninggalkan jejak di hatimu. begitu pula dengan dirimu," ujar sang pria, sendu.

langkahnya bagai sebuah napak tilas kenangan di sepanjang jalan itu. dulu, dia dan kekasihnya meninggalkan jejak di sana. kini, sang kekasih menghilang bagai durjana. dia kerap menyusuri atau hanya berdiam di jalan itu. berharap, suatu hari nanti sang kekasih melihat jejak langkah yang ditinggalkannya.

(ras/24032011)

No comments: