peluklah malam dan keindahannya
semesta tersenyum dalam langkahmu
langit bertebar bintang d iangkasa
ingat suatu malam denganmu
malam itu, disana kita menghirup wangi daun
dan kamu pun bercerita
sepasang manusia yang dimabuk asmara
tidak menyangka itu momen terakhir kita di sana
terakhir, malah merendam duka
kau yang bermuram durja
menutupi lukanya dengan gelak tawa
Hiduplah untuk masa depan
peluklah kenangan
selamat jalan aku ucapkan
kepada sang guru dari sudut ruangan
(nkm/01062011)
Tuesday, May 31, 2011
last day
aku diliputi nuansa yang langka
melihat senyum para sahabat
menyambut salam yang mereka berikan
mengucapkan selamat tinggal
senyum hangat, tanpa beban
belum pernah kulihat senyum itu
aku merasakan tawa yang berbeda
justru saat terakhir kujejakkan kaki
di satu sisi, aku merasa bangga
terhindar dari gilasan roda zaman
di sisi lain, aku merasa sedih
melepaskan jubah kebanggaan
nanar, mataku saat bercermin
ada kerinduan yang mendalam
rindu suasana kekeluargaan
rindu aura kebahagiaan
sejenak, aku merenung dalam sunyi
aku masih ingat kebersamaan kita
ketika kita duduk bersama
satu rumah kecil, namun hangat
aku pun masih mengingat selalu
warna remang warung di bantaran
muram, tapi mengundang kesyahduan
kini aku pergi, namun pasti kembali
hari terakhirku di metro tv
menutup buku yang kutulis
membuka halaman baru
kini, tiga tahun silam
(ras/31052011)
melihat senyum para sahabat
menyambut salam yang mereka berikan
mengucapkan selamat tinggal
senyum hangat, tanpa beban
belum pernah kulihat senyum itu
aku merasakan tawa yang berbeda
justru saat terakhir kujejakkan kaki
di satu sisi, aku merasa bangga
terhindar dari gilasan roda zaman
di sisi lain, aku merasa sedih
melepaskan jubah kebanggaan
nanar, mataku saat bercermin
ada kerinduan yang mendalam
rindu suasana kekeluargaan
rindu aura kebahagiaan
sejenak, aku merenung dalam sunyi
aku masih ingat kebersamaan kita
ketika kita duduk bersama
satu rumah kecil, namun hangat
aku pun masih mengingat selalu
warna remang warung di bantaran
muram, tapi mengundang kesyahduan
kini aku pergi, namun pasti kembali
hari terakhirku di metro tv
menutup buku yang kutulis
membuka halaman baru
kini, tiga tahun silam
(ras/31052011)
Monday, May 30, 2011
mercury, dini hari ini
dini hari ini, sebuah nada indah meluncur dari suara sang legenda freddy mercury. siapa yang tak kenal dia? seorang penyanyi yang tergabung dalam band queen dan memiliki talenta gemilang. setiap embusan vokalnya tidak pernah meliuk ke nada yang salah. bahkan, saat dirinya tengah berlari di panggung pertunjukkan. sebut saja, ketika dia menaklukkan panggung wembley dan penontonnya.
aku mendengarkan lagu you take my breath away. lagu ini membawaku ke alam yang sendu. terdengar, suara freddy penuh dengan kerinduan. entah rindu kepada kehidupan atau kefanaan. yang terang, suara indah freddy hanya dibalut oleh dentingan piano. seperti kita tahu, penyanyi yang dikenal enerjik di panggung ini, sangat menguasai permainan piano klasik. terlihat dari mahirnya jemari freddy menari di atas tuts piano.
playlistku kembali memutar lagu sendu dari queen. kali ini, teralun dalam telingaku, my melancholy blues. lagu yang indah, sangat syahdu. bercerita tentang kesedihan, kepedihan dan kesendirian. sekali lagi, freddy kembali memukau hanya dengan iringan piano. belum lagi koor dari ketiga personel queen, roger taylor, brian may dan john deacon, membuat lagu ini bertambah syahdu dibalut kesedihan.
penyanyi bernama asli Farrokh Bulsara itu tutup usia pada 24 November 1991 di kensington, london, inggris. ketika itu, usianya menginjak angka 45. dua lagu di atas membuat bergetar lantaran sempat diputar saat tribute to freddy mercury di stadion wembley. kedua lagu itu mengalun diiringi video perjalanan freddy di masa jayanya. sejumlah penonton menitikkan air mata. sedih.
(ras/31052011)
aku mendengarkan lagu you take my breath away. lagu ini membawaku ke alam yang sendu. terdengar, suara freddy penuh dengan kerinduan. entah rindu kepada kehidupan atau kefanaan. yang terang, suara indah freddy hanya dibalut oleh dentingan piano. seperti kita tahu, penyanyi yang dikenal enerjik di panggung ini, sangat menguasai permainan piano klasik. terlihat dari mahirnya jemari freddy menari di atas tuts piano.
playlistku kembali memutar lagu sendu dari queen. kali ini, teralun dalam telingaku, my melancholy blues. lagu yang indah, sangat syahdu. bercerita tentang kesedihan, kepedihan dan kesendirian. sekali lagi, freddy kembali memukau hanya dengan iringan piano. belum lagi koor dari ketiga personel queen, roger taylor, brian may dan john deacon, membuat lagu ini bertambah syahdu dibalut kesedihan.
penyanyi bernama asli Farrokh Bulsara itu tutup usia pada 24 November 1991 di kensington, london, inggris. ketika itu, usianya menginjak angka 45. dua lagu di atas membuat bergetar lantaran sempat diputar saat tribute to freddy mercury di stadion wembley. kedua lagu itu mengalun diiringi video perjalanan freddy di masa jayanya. sejumlah penonton menitikkan air mata. sedih.
(ras/31052011)
tawa
hari ini, aku tertawa. lantang tanpa halang. enyahlah gundah dan resah. aku egois kini. biarlah mereka mendengar tawa lantang ini. bergema, bersuara membelai dinding di selasar. memantul ke arah sebuah ruangan besar. tawa terus bergaung, namun tak berdengung. maklum, aku bukanlah lebah atau tawon yang memicu suara-suara itu. aku hanya tertawa, terbahak.
ini adalah saat-saat terakhirku. hanya aku, dan beberapa di antara mereka. aku akan terbang ke tempat yang berbeda, bukan yang terbaik. karena aku tahu, ini adalah tempat terbaik yang pernah kusinggahi. tempat bagaikan rumah, dimana aku bisa melepas lelah. aku pasti merindu, merana tanpa naungan rumah itu. tapi kini aku harus bertahan di tengah kecamuk rindu.
hari ini, aku menjamu. makanan yang tak mahal dan tak enak, namun menjadi nikmat dengan kebersamaan. ya, kebersamaan yang entah akan kurasakan kembali atau tidak. tapi inilah hidup. ada pertemuan, ada pula perpisahan. aku bisa menghentak tawa ketika berkumpul bersama mereka. ketika dalam dekapan sunyi, aku acap kali merenung, termenung. ya, memikirkan hidupku.
aku terus tertawa. sejenak, aku berpikir. apakah ini sebuah tawa? ataukah ini merupakan topeng untuk menutupi kesedihanku. pedih saat berpisah dengan mereka yang selama tiga tahun ini menghiasi hidupku. membelai setiap sudut jiwaku, dengan warna biru. rona biru yang bersahabat dan memayungi dengan jiwa kekeluargaan. aku sedih memang, kini aku tutupi.
selamat tinggal kawan. ini bukan perpisahan. bagiku, tidak ada kata perpisahan. sebab perpisahan ada saat kita berjalan antara dunia nyata dan fana. pasti, kita akan bertemu lagi. aku berharap kita bisa duduk dan tersenyum bersama. seperti sebuah keluarga, meski tidak sedarah. kita adalah keluarga yang disatukan oleh satu warna, biru.
(ras/30052011)
ini adalah saat-saat terakhirku. hanya aku, dan beberapa di antara mereka. aku akan terbang ke tempat yang berbeda, bukan yang terbaik. karena aku tahu, ini adalah tempat terbaik yang pernah kusinggahi. tempat bagaikan rumah, dimana aku bisa melepas lelah. aku pasti merindu, merana tanpa naungan rumah itu. tapi kini aku harus bertahan di tengah kecamuk rindu.
hari ini, aku menjamu. makanan yang tak mahal dan tak enak, namun menjadi nikmat dengan kebersamaan. ya, kebersamaan yang entah akan kurasakan kembali atau tidak. tapi inilah hidup. ada pertemuan, ada pula perpisahan. aku bisa menghentak tawa ketika berkumpul bersama mereka. ketika dalam dekapan sunyi, aku acap kali merenung, termenung. ya, memikirkan hidupku.
aku terus tertawa. sejenak, aku berpikir. apakah ini sebuah tawa? ataukah ini merupakan topeng untuk menutupi kesedihanku. pedih saat berpisah dengan mereka yang selama tiga tahun ini menghiasi hidupku. membelai setiap sudut jiwaku, dengan warna biru. rona biru yang bersahabat dan memayungi dengan jiwa kekeluargaan. aku sedih memang, kini aku tutupi.
selamat tinggal kawan. ini bukan perpisahan. bagiku, tidak ada kata perpisahan. sebab perpisahan ada saat kita berjalan antara dunia nyata dan fana. pasti, kita akan bertemu lagi. aku berharap kita bisa duduk dan tersenyum bersama. seperti sebuah keluarga, meski tidak sedarah. kita adalah keluarga yang disatukan oleh satu warna, biru.
(ras/30052011)
pukul 20.00 wib
saat cinta sudah berdetak
sulit bagi kita berkata tidak
ketika dusta sudah bersuara
sulit bagi kita berucap iya
dalam pelukan senja
aku selalu bercerita
sulit bagi kita berkata tidak
ketika dusta sudah bersuara
sulit bagi kita berucap iya
dalam pelukan senja
aku selalu bercerita
Tuesday, May 24, 2011
pada akhirnya...
bicara memang gampang
berkata itu mudah
mencari padanan kata
merangkainya menjadi kalimat
namun, apa isi kalimat itu?
hanya nasehat, tanpa laku
kita yang menjalaninya
bukanlah mereka
ketika mulut merapal kata
saat wajah meramu ekspresi
tapi, kita bermuram durja
inilah kita, bukan mereka
waktu menunjukkan pukul sebelas
sang penasehat pulang bergegas
dan kita termenung sendiri
merenungi carut marut ini
pada akhirnya, hanya kita
ya, kita dan bukan mereka
untuk mereka yang merasa gundah
pada akhirnya, hanya kita dan diri kita
bukan orang lain, bukan mereka
(ras/25052011)
berkata itu mudah
mencari padanan kata
merangkainya menjadi kalimat
namun, apa isi kalimat itu?
hanya nasehat, tanpa laku
kita yang menjalaninya
bukanlah mereka
ketika mulut merapal kata
saat wajah meramu ekspresi
tapi, kita bermuram durja
inilah kita, bukan mereka
waktu menunjukkan pukul sebelas
sang penasehat pulang bergegas
dan kita termenung sendiri
merenungi carut marut ini
pada akhirnya, hanya kita
ya, kita dan bukan mereka
untuk mereka yang merasa gundah
pada akhirnya, hanya kita dan diri kita
bukan orang lain, bukan mereka
(ras/25052011)
rindu
aku dan kamu
berpadu dalam satu perahu
namun tiada kata satu
hanya tersisa buluh perindu
ketika namamu tersirat
kuhanya bisa menatap erat
ingin kusapa, namun berat
karena ada hati yang terjerat
nostalgia di kala senja
cuma itu kenangan yang tersisa
ingin kuulang, namun tak bisa
karena ada hati yang kan tersiksa
bibirmu serta wajahmu
semua hanya bayang semu
namun, hatimu dan cintamu
masih tertanam di kalbu
aku merindukanmu
(ras/25052011)
berpadu dalam satu perahu
namun tiada kata satu
hanya tersisa buluh perindu
ketika namamu tersirat
kuhanya bisa menatap erat
ingin kusapa, namun berat
karena ada hati yang terjerat
nostalgia di kala senja
cuma itu kenangan yang tersisa
ingin kuulang, namun tak bisa
karena ada hati yang kan tersiksa
bibirmu serta wajahmu
semua hanya bayang semu
namun, hatimu dan cintamu
masih tertanam di kalbu
aku merindukanmu
(ras/25052011)
Monday, May 23, 2011
suara
suara yang bergema
sayup, namun berada
jelas dan memburu
memanggil namaku
pikiran ini bersuara
entah dari mana asalnya
dari negeri antah berantah
dunia penuh mimpi dan suka
tak terbantahkan
tak terelakkan
suara itu terus bertahan
menuang cawan harapan
sayup, namun berada
jelas dan memburu
memanggil namaku
pikiran ini bersuara
entah dari mana asalnya
dari negeri antah berantah
dunia penuh mimpi dan suka
tak terbantahkan
tak terelakkan
suara itu terus bertahan
menuang cawan harapan
Sunday, May 22, 2011
salam
aku ucapkan salam kepada sang mentari
kukatakan hei, dia membalas dengan panas
aku haturkan rindu kepada sang bulan
kusampaikan hei, dia membalas dengan dingin
kepada siapa lagi kuucapkan salam?
kepada mereka yang (merasa) sempurna?
lalu, apakah balasan salamku dari mereka?
kukatakan hei, dia membalas dengan panas
aku haturkan rindu kepada sang bulan
kusampaikan hei, dia membalas dengan dingin
kepada siapa lagi kuucapkan salam?
kepada mereka yang (merasa) sempurna?
lalu, apakah balasan salamku dari mereka?
pudar
tiba di seberang sini
gelimang harapan bersemi
untaian kata bercumbu
ketika wajah bertata sayu
warna yang kian memudar
di sela sinar memancar
aku dalam pelukan malam
bersaksi atas sang temaram
bertabur wangi puspa
getar saat surya menyapa
harum rumput di sana
menyibak kenangan yang ada
(ras/23052011)
gelimang harapan bersemi
untaian kata bercumbu
ketika wajah bertata sayu
warna yang kian memudar
di sela sinar memancar
aku dalam pelukan malam
bersaksi atas sang temaram
bertabur wangi puspa
getar saat surya menyapa
harum rumput di sana
menyibak kenangan yang ada
(ras/23052011)
Wednesday, May 18, 2011
surga?
ketika langit terbelah dua
aku menelusup ke sela awan
pukau aku menatap cahaya
terpancar wajah suci malaikat
astana penuh ragam bunga
merona bak sipu malu gadis belia
sinar lembayung berwarna biru
dominasi warna yang membentang
tak ada dosa, maupun siksa
tak ada duka, maupun nestapa
mereka hilang bagaikan durjana
yang ada hanya bahagia dan tawa
inikah surga yang dijanjikan-Nya?
atau hanya harapanku kepada dunia?
(ras/19052011)
aku menelusup ke sela awan
pukau aku menatap cahaya
terpancar wajah suci malaikat
astana penuh ragam bunga
merona bak sipu malu gadis belia
sinar lembayung berwarna biru
dominasi warna yang membentang
tak ada dosa, maupun siksa
tak ada duka, maupun nestapa
mereka hilang bagaikan durjana
yang ada hanya bahagia dan tawa
inikah surga yang dijanjikan-Nya?
atau hanya harapanku kepada dunia?
(ras/19052011)
puisi pagi buta
o, mentari yang benderang
silau, namun nyalamu memukau
o, bulan nan suram
gelap, tapi kau harus terlelap
aku katakan sesuatu
jiwa ini bagaikan pagi buta
letihnya mati seiring lelap
dia kan bangkit bersama fajar
alamku, alammu
tentram seraya menyuarakan damai
enyahlah duka nestapa
aku harus kembali gemilang
(ras/19052011)
silau, namun nyalamu memukau
o, bulan nan suram
gelap, tapi kau harus terlelap
aku katakan sesuatu
jiwa ini bagaikan pagi buta
letihnya mati seiring lelap
dia kan bangkit bersama fajar
alamku, alammu
tentram seraya menyuarakan damai
enyahlah duka nestapa
aku harus kembali gemilang
(ras/19052011)
Subscribe to:
Posts (Atom)