Tuesday, August 16, 2011

jim & pam

semilir wangi gadis itu menuai hati sang pujangga. dia melaju kencang, mencari arah harumnya. diikuti jejak demi jejak. disusuri jalan itu. kerumunan orang diterjang, nyaris hilang sang gadis. tak kenal menyerah, terus dibuntuti sang gadis.

pucuk dicinta ketika ulam tiba. sebuah jalan dan arah angin menampakkan petunjuk. tampak, sang gadis tiba di sebuah rumah. rumah indah, dengan taman kecil di sekeliling. wangi bunga dan rumput basah semerbak, menyentuh pelupuk hidung.

sang pujangga tersenyum. wangi parfum cinta menunjukkan kuasa. takdir mempertemukan, meski raga tak saling mengenal. terlihat, sang gadis berkumpul dengan sanak keluarga. hangat terasa suasana. lampu remang menjadi saksi.

rumah itu bercahaya. tertuntunnya dia untuk terus melihat. jauh kedalam jendela rumah, bagai peeping tom ketika mengintip lady godiva, sebuah legenda medieval. ada sesuatu yang membuatnya tak kuasa berpaling.

tampak, di dalam rumah, sang gadis mengecup kening seorang pria. ternyata, dia memiliki kekasih. namun, sang pujangga tak bergeming. dia tetap kokoh berdiri di luar rumah, mencari jalan untuk menelusup ke sana.

sebuah pohon menjulang di depan rumah. pohon tua dengan daun dan dahan yang rindang. seolah, pohon itu telah berdiri ribuan tahun, mungkin sulit untuk menebangnya. sang pujangga memanjatnya. bergelayutan dari dahan ke dahan.

menunggu dan menunggu. penantian adalah sebuah proses, harapan adalah sebuah cita-cita dan takdir adalah sebuah jawaban. sang pujangga menanti, saat sang gadis hadir di lantai dua rumahnya. terus menunggu dirinya.

lagi, pucuk dicinta ulam tiba kembali. sang gadis keluar, dan bersandar di balkon rumah. menopang dagunya, melihat panorama sejauh mata memandang. entah arah mana yang dia tuju. hati berdebar menghantui pujangga.

sang pujangga melompat ke balkon. pepohonan dan dedaunan bergoyang. dipegangnya tangan sang gadis. kontan, dia terpana, terperanjat serta. namun, sesuatu membuatnya kelu. dia diam berdiri di sana.

sang pujangga dengan nada tersekat, menyapa sang gadis. lalu, sang gadis tersenyum. malaikat seperti memuluk dirinya dan sang gadis. membisikkan kata cinta, cinta dan cinta. terus terngiang, tanpa henti.

memberanikan diri, sang pujangga tersenyum dan bertukar nama. chemistry, o, chemistry. hal yang sama dirasakan sang gadis. lalu, sang pujangga berkata "kaulah jodohku". semesta pun bertabur surga, nirwana berbahagia.

(ras/16082011)

No comments: