Saturday, January 28, 2012

insan, manusia dan aku

wahai para insan, terkadang manusia mengarungi perjalanan yang tak pernah berhenti. hanya selasar berujung cahaya menjadi penuntunnya. suara merdu dari malaikat berjubah putih pun kian memburu, namun halus dan syahdu. desahnya terdengar, menyentuh telinga yang dibalut nada rindu besutan penyair orpheus.

aku, tidaklah. aku bosan dengan kata aku. aku hanya menyiratkan kesan galau bagi manusia yang membaca. tak akan aku ulangi. mungkin kata manusia bisa mengobati kerinduan mereka terhadap sebuah prosa antigalau. meski kegalauan bukanlah dosa yang harus dihapus, bukanlah jelmaan tokoh setan dalam faust, karya dante.

manusia ini dirundung bahagia, ceria dan tanpa beban. di antara ribuan massa, manusia ini adalah mahluk yang paling terpesona dan bertahtakan mahligai kesenangan. larut kini, tiada henti mengucap kata berwarna. lontaran raga menghiasi langit mendung, tapi terbuka diriak awan. seolah cahaya menjadi jembatan sang hidup.

aku, lagi-lagi aku. kesepian terangkum dalam prosa-prosa yang tanpa kelu berucap rindu. manusia ini bertapa dalam aura kesunyian. hanya wajah-wajah bisu yang berkeliaran kesana-kemari. mengusap jiwa nestapa, tapi tertutup keangkuhan dan rasa arogan. “aku tegar, aku bahagia, dan aku mengumbar senyum antinestapa.”

manusia ini menegur sang malaikat. dengan sayap terbentang, dia memenuhi panggilannya. “wahai sang putih dan cemerlang, hingga kapan ketegaran ini bisa menjadi kebahagiaan. bukan ketegaran yang kucari. hanya ketegaran berbalut dunia kosong yang kurasa. tiada keabadian dalam tegar ini, hanya aku kalut dan kosong.”

awan berarak. malaikat putih tersenyum, indah dan tanpa ragu. dia berucap kepada cucu adam dan hawa “hanya kau yang bisa merasakan ketegaran itu. bukan terlihat, namun terasa. apa yang mereka lihat, bukanlah apa yang mereka rasa. mereka hanyalah debu di sepanjang pantai, tersemai bagai bibit tumbuhan kerinduan.”

(ras/28012012)

No comments: