Wednesday, February 1, 2012

"Burung-burung Pemarah" Menyerang JWC


"Siapa yang tak kenal Angry Birds? Ayo, tunjuk tangan!" ucap MC kepada puluhan peserta seminar. Dan, tidak ada satupun yang mengangkat tangannya. Memang, permainan ini begitu tenar di mata masyarakat, terutama Indonesia. Mulai dari anak sekolah hingga politisi menggemari permainan ini.

Namun, siapa otak dibalik permainan "burung-burung pemarah" ini? Dia adalah Peter Vesterbacka, Chief Executive Officer Rovio, perusahaan Finlandia yang membesut game Angry Birds. Banyak "bukit terjal" yang dilewati Peter dan kawan-kawan hingga kini bisa mencicipi kesuksesan dari Angry Birds.

Menurut Peter, dirinya dan tim Rovio memiliki pengalaman cukup lama dalam membesut game. "Kami membuat 51 game keren. Namun, penjualan game itu tidak gemilang. Nah, Angry Birds adalah game ke-42 kami," ungkap Peter Vesterbacka saat berkunjung ke BINUS BUSINESS SCHOOL, Kampus Joseph Wibowo Center, Jakarta Pusat, Selasa (25/1).

Lalu, apa yang menginspirasi Peter membuat game Angry Birds? Peter menjelaskan dirinya dan tim Rovio ingin membuat game dengan karakter burung. Kendati begitu, si burung ini tentunya harus memiliki musuh. "Nah, saat itu kebetulan tengah menjangkit kasus flu babi. Karena itu, kami memasang babi sebagai musuhnya," pungkas Peter.

"Angry Birds is a very good game. We love play game, dan make the game. That's the important thing," terang Peter. Pasalnya, Peter dan kawan-kawan memang pencinta game sejati, sehingga terbersit untuk membuat game yang baik pula.

Yang membedakan Angry Birds dengan game lainnya adalah kemudahan ketika pemain masuk ke game utama. "Kebanyakan game menaruh opsi terlalu banyak sebelum memasuki layar utama permainan. Padahal, yang diinginkan konsumen adalah bermain. Di Angry Birds, kita tidak menyediakan banyak pilihan menu. Tinggal tekan play dan Anda akan masuk ke permainan," ungkapnya.

Siapa nyana, permainan yang menghadirkan tokoh burung dan babi ini, cukup membuat ketagihan para pemakainya. Betapa tidak, tak kurang dari 100 juta orang mengunduh game yang kali pertama dirilis di aplikasi iPad dan iPhone pada 2009 ini. Bahkan, pejabat Inggris pun mengaku tertarik dengan game ini.

Untuk lebih mempopulerkan gamenya ini, Peter cs pun memiliki strategi marketing dan branding yang unik. Kemanapun dan dimanapun, mereka selalu pergi mengenakan hoodie merah dengan gambar tokoh Angry Birds. "Ini terbukti jitu, menarik publik untuk tahu. Di rumah, saya punya 17 hoodie seperti ini," kata Peter, berkelakar.

Seperti membalikkan telapak tangan, Peter pun mengecap gelar sebagai milyuner. Selama lebih dari 300 hari, Angry Birds menjadi game nomor satu di dunia sejak peluncurannya. "Kami telah menjadi nomor satu di Finlandia, dan membuatnya menjadi nomor satu di negara lain," ujar pria berkebangsaan Finlandia ini.

Sejauh ini, Rovio telah merilis tiga jenis game Angry Birds, yakni Angry Birds Season, Angry Birds Rio, dan Angry Birds Magic. Kreativitasnya tak terhenti sampai di situ. "Pada 14 Februari 2012 nanti, Rovio akan merilis game Angry Birds yang bisa dimainkan oleh facebook user," ungkap Peter.

Kenapa Rovio ingin meluncurkan game ini di Indonesia? Peter punya alasannya. Menurut dia, Indonesia adalah negara kedua setelah Amerika Serikat yang penduduknya paling banyak menggunakan situs jejaring sosial Facebook. "Itulah alasan kenapa kami ingin meluncurkan produk baru Angry Birds di Indonesia," tegas Peter.

Ada satu proyek Angry Birds yang ingin digarap oleh Peter dan kawan-kawan. "Kami ingin membuat Angry Birds versi Indonesia. Apa saja yang harus kami masukkan di sana? Nah, kami perlu pendapat dari masyarakat Indonesia," ujar Peter, tersenyum. Lalu kapan Angry Birds versi Indonesia akan dirilis? Kita tunggu saja!

(ras/01022012)

No comments: