Friday, February 10, 2012

panas sekejap, hujan sekejap

cuaca tak kunjung bersahabat. o, dunia. mungkinkah ini akibat ozonmu yang memudar? sehingga zat-zat yang tak bertanggung jawab seenaknya keluar dan masuk. atau, inikah tanda-tanda yang diberikan oleh sang penguasa langit terkait kehancuran buana yang akan menjadi keping reruntuhan.

siang ini, peluh bebas menari di sekujur tubuh. pakaian basah, angin pun bebas membasuh dan menelusup melalui ruang-ruang yang semu. matahari menyengat tanpa ampun. berulang kali, mereka memintanya. namun, batara surya tetap saja menunjukkan kuasa. tak kenal lelah, mencipta cahaya.

jalanan tampak begitu terang. dari kejauhan, lapisan buana membentuk suatu fatamorgana. mata seolah melihat air. ketika didekati, hanya ada lapisan debu dan tanah kering kerontang. bahkan, tetesan air tak sanggup mengurangi dahaga yang menyerang. nyaris, raga diterpa dehidrasi.

sore ini, mendung menutupi langit biru. abu-abu menyeruak sejauh mata memandang. awan bergumul, seolah dewa syiwa tengah mempersiapkan bala pasukannya dan menyerang marcapada. hujan kan menjadi tetesan keringat dan darah dari pasukan kahyangan. tinggallah, manusia yang bertanya-tanya.

entah kenapa, begitu cepat pergeseran yang terjadi di langit. bagaikan para politisi busuk di negeri ini. saling geser-menggeser, berebut jabatan. dalam sejentik jari, struktur kepemimpinan pun bergeser. beberapa menit kemudian, para politisi kembali saling mencuri hati, korupsi.

apakah langit sudah mengikuti budaya mahluk bumi, serakah terhadap jabatan? ataukah ini hanya taktik sang penguasa langit untuk menegur para politisi busuk itu?

(ras/10022012)

No comments: