Tuesday, February 21, 2012

Was Shakespeare a fraud?

Was Shakespeare a fraud? Tagline yang diusung dalam film Anonymous ini terdengar kontroversial. Seperti diketahui, William Shakespeare dikenal sebagai seorang penyair, sastrawan, penulis soneta dan naskah drama, termashyur. Namun, apa jadinya, jika ada teori yang meragukan hal itu, mempertanyakan sejarah dengan berbagai nilai historinya.

Film besutan Roland Emmerich itu sendiri menceritakan tentang Edward de Vere, Earl of Oxford ke-17, seorang bangsawan Inggris yang menguasai beragam hal terkait seni. Baik itu seni drama, teater, puisi dan soneta. Alkisah, Ben Jonson, seorang komedian dan dramawan, diminta oleh Edward untuk mementaskan karya-karyanya, karena dia tak bisa merealisasikannya.

Untuk menutupi jati dirinya, Edward pun menggunakan nama samaran William Shakespeare, seorang dramawan yang merupakan kawan dari Jonson. Beragam karya Edward alias Shakespeare pun dipentaskan, mulai dari Romeo & Juliet, Macbeth, Hamlet, dan Tragedy of Julius Caesar. Namun, karya itu diperkenalkan sebagai milik Shakespeare.

Alhasil, nama Shakespeare pun harum di seluruh dataran Inggris. Dia bergelimang harta dan keuntungan. Sementara, Edward yang merupakan pengarang asli dari karya itu, hanya bisa menikmati drama yang ditulisnya. "Ketika dia (Shakespeare) mengecap popularitas, kau hanya duduk dan masyarakat tak mengetahui siapa penulis sesungguhnya," kata Jonson.

Kontroversi ini nyata. Adalah kelompok bernama Shakespeare Authorship Coalition, beranggotakan 287 orang, yang meragukan bahwa karya -karya itu ditulis sendiri oleh Shakespeare. Menurut mereka, drama-drama Shakespeare yang banyak menampilkan rincian tentang hukum tidak mungkin ditulis oleh Shakespeare, pria kelas bawah dari keluarga buta huruf.

Kelompok ini mempertanyakan apakah satu orang saja mampu menulis karya Shakespeare. Pun kelompok ini bertanya mengapa sebagian besar karya drama Shakespeare berlatar keluarga kelas atas atau bangsawan. Dan, mengapa kota Stratford-upon-Avon, kota kelahiran Shakespeare pada 1564, tidak pernah disebut di dalam karya-karya tersebut.

Mereka juga mengatakan tidak ada catatan Shakespeare menerima bayaran atas karyanya. Dokumen tentang Shakespeare tidak membuktikan bahwa dia seorang penulis. Khususnya surat wasiat yang dia tulis, yang meninggalkan istrinya "tempat tidur nomor dua terbaik saya dengan perabotan", tidak ada kalimat indah dan manuskrip karyanya.

Teori konspirasi tentang penulis karya William Shakespeare yang sebenarnya sudah beredar sejak abad ke-18. Berdasarkan teori-teori tersebut, beberapa orang, termasuk penulis drama Christopher Marlowe, bangsawan Edward de Vere, dan Francis Bacon dikatakan menggunakan William Shakespeare sebagai nama samaran.

Namun, sejumlah seniman mengerucut kepada Edward de Vere. Edward disebut-sebut sebagai orang di balik topeng William Shakespeare. Sebab, Edward memiliki bakat, dana yang cukup dan pengetahuan luas. Kuatnya dugaan mengenai de Vere sebagai penulis asli karena banyaknya temuan kode dalam naskah yang mengarah pada de Vere, misalnya akronim namanya.

Kendati begitu, para ahli kemudian menolaknya. Pasalnya, de Vere telah meninggal dunia bertahun-tahun sebelum karya dalam "First Folio" berisi 36 naskah drama Shakespeare dipublikasikan, padahal Shakespeare meninggal tujuh tahun sebelum karyanya dipublikasikan. Tapi, validitasnya pun masih bisa dipertanyakan.

Ya, seperti diketahui karya William Shakespeare tidak didapatkan dari tangan penyair kenamaan tersebut. Karya-karya besar Shakespeare ditemukan dari reruntuhan teater yang terbakar. Tidak semua naskah aslinya diselamatkan. Beberapa di antara bahkan terbakar diberangus oleh api yang membakar gedung tersebut.

Singkatnya tak pernah benar-benar ada yang dapat memastikan siapa yang ada dibalik karya-karya besar Shakespeare. Para ahli lalu berpendapat mungkin saja kumpulan karya Shakespeare merupakan kolaborasi hasil penulisan berbagai tokoh diatas, dan nama Shakespeare dijadikan "tumbal." Was Shakespeare a fraud? Anda yang bisa menilainya.

(RAS/21022012)

No comments: