Wednesday, February 1, 2012

selamat bekerja, wahai manusia

lama sudah saya tidak mengecup awan. terbang menyusuri ruas-ruas pelangi. berkendara angin, bergumul mesra dengan burung-burung manyar, mahluk suci dari teras negeri khayangan. saya menyebutnya taman indraloka, tempat para dewa dan dewi bercengkerama menanti derasnya tugas-tugas suci.

saya terbang menuju negeri antah berantah. terlelap, ketika anjangsana kerinduan merasuk ke dalam selasar hati. dunia jingga, warna suci dan megah dari sang senja. tampak, sang surya menelan liur dan mencipratkannya dalam bentuk hujan. deras nian, namun tak beraroma busuk seperti liur manusia dan sebangsanya.

intermezzo ini terlalu mengawang, mungkin. ya, karena ini bukanlah sebuah kisah fana, tapi cukup mendekati kenyataan. nyata, bagaikan rumput yang bergoyang kala diembus sang bayu. saya menitikberatkan pada aktivitas yang selalu dilalui. dengan tekanan yang sangat hebat dan bisikan setan di sana-sini.

saya mendengar suara-suara lirih bersabda, "wahai manusia fana, jangan ragu dengan apa yang kau kerjakan dan kau ciptakan. semua kuberikan dengan tekanan yang serupa. tak kurang, tak lebih. buanglah ragu, usah kau pikirkan yang belum berlalu, karena semua adalah semu. berjalanlah dengan langkah tegap dan jumawa."

pekerjaan memanglah segalanya, namun mereka bukanlah tuhan kita. jika tertekan dalam bekerja, saya cukup bersyukur, karena berarti saya masih berwujud manusia. ya, karena hanya orang mati yang tidak memiliki masalah. saya adalah seorang manusia, yang dahulu terlempar dalam kegelapan dan keremangan dunia.

selamat bekerja, kepada mereka yang masih menganggap dirinya adalah manusia. lemparkan uneg-uneg, kepada awan, lautan, langit, udara, dan keremangan senja. karena, mereka adalah saksi terciptanya dunia ini. banyak hal yang mereka dengar dari manusia sebelum kalian. merekalah pendengar yang terbaik.

(ras/01022012)

No comments: